Mohon tunggu...
M. Gazali Noor
M. Gazali Noor Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan.

Hobi pada buku bacaan dan pemikiran rasional dan humanis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Raja Kecil "Tenggelamkan" Media Lokal Lewat Media Besar

15 September 2024   03:43 Diperbarui: 15 September 2024   03:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

UPAYA "RAJA KECIL' TENGGELAMKAN MEDIA LOKAL LEWAT MEDIA ARUS UTAMA.

Judul yang kami pasang di atas lebih spesifik lagi biar anda tidak bertanya-tanya, adalah raja kecil tingkat "kabupaten", itu yang kami maksud.

Mungkin anda bertanya lagi, kabupaten yang mana? Maaf, kalau yang itu kami simpan di kantong kami saja, soalnya rada-rada ngeri ceritanya ini. Kabupaten ini pun ada periode-periodenya, jadi, tergantung situasi siapa yang berkuasa. Kadang kala kabupatennya bebas dari singgungan artikel ini bila si "raja kecil" daerahnya berganti.

Ini adalah tentang Kabupaten yang dipimpin seorang yang "sukses" memasang sanak famili dan penjilatnya yang tak berkompeten di segala lini pemerintahan daerahnya sampai ke wakil rakyat (legislatif) daerah.

Untuk naik ke puncak kekuasaan daerah pun pemimpin ini sukses dari menghambur duit politik uang dahulunya, satu kabupaten masih ingat.

Camat, lurah, hingga Ketua RT dibayar untuk menjadi Tim Pemenangan dinasti keluarga ini. Dilaporkan? Siapa yang berani, beberapa lembar duitnya saja hukum bisa diputar balik di negeri yang termasuk terkorup di dunia.

Dari penambal ban hingga ulama semua pura-pura tidak tahu apa yang terjadi di daerah ini.

Kemana media-media, wartawan, LSM? Aeeeh...diantara mereka akan diam seribu bahasa bila dimanjakan dengan Kontrak Berita atau proyek bernilai ratusan juta rupiah. Katanya.

Saat ini, di jaman internet dan digital ini, hidup sudah seperti mengharuskan untuk konsumtif atau banyak pengeluaran sehari-hari. Baru-baru ini sampai air galon pun dituduh sebagai penyebab kelas menengah terancam miskin. Rakyat rata-rata memang sudah menjadi "anak manja". Untuk mau merebus air saat ini sudah jadi manusia langka.

Saat memulai mengetik paragraf pertama untuk kritik sosial saja sudah dibayangi ancaman biaya hidup satu jam ke depan. Makanya sukar dicari orang idealis dan berintegritas di jaman ini.

Iya tetap ada orang-orang kritis, namun jumlah mereka terlalu sedikit dan bisa pula kritis hanya karena dendam politik saja.

Oke lah ada wartawan-wartawan kritis, tetapi media mereka media lokal yang sepi pengunjung. Siapa yang peduli beritanya?

Misalkan kita himpun saja media lokal kritis dan barisan sakit hati, hitung-hitung asal terhimpun perlawanan untuk gerakan perubahan. Akan tetapi patah semangat timbul lagi, karena si raja kecil telah membayar media arus utama atau media nasional seperti TV swasta untuk menjadi corong memberitakan kesuksesan (semu) pemerintahannya.

Bagaimana mau menegakan pilar demokrasi di daerah lewat media, sedangkan kita hanya media lokal. Sanggupkah kita menandingi media raksasa sekelas telivisi nasional yang kaya raya milik politisi partai itu?

Disinilah yang ingin penulis artikel coba ungkap untuk memberikan keyakinan, bahwa media lokal sebenarnya bukan media kaleng-kaleng. Meski pun ingin dikalahkan raja kecil dengan pengaruh media besar sebenarnya akan sia-sia.

Media lokal sebenarnya adalah "kekuatan besar".

Penulis disini akan mengutip pendapat para akademisi barat tentang media lokal, yang "raja kecil" pun mungkin telah salah perhitungan.

Orang-orang yang bekerja di media lokal tinggal di masyarakat dan mereka terkena dampak yang sama seperti pemirsanya sendiri.

Dikatakan oleh Dustin Carnahan kepada 7 Action News :

"Berita lokal kuat dalam menyajikan kasus faktual tentang apa yang sebenarnya terjadi,"

Carnahan merupakan asisten profesor komunikasi dan politik di Michigan State University.

Robert Yoon, dosen di University of Michigan dan direktur asosiasi Knight Wallace Fellowships mengatakan :

"Kepercayaan terhadap media telah menjadi masalah besar dan terus berkembang selama bertahun-tahun. Namun, salah satu secercah harapan adalah berita lokal,".

Ditambahkan oleh Robert lagi,

"Berita lokal dapat memainkan peran besar dalam memerangi misinformasi. Sumber berita lokal memiliki tingkat kepercayaan yang jauh lebih tinggi daripada sumber berita nasional."

Stasiun berita nasional mereka mengudara sepanjang hari dan ingin pemirsa menonton selama mungkin.

Kata Amanda Lotz, seorang podcaster dan profesor di Queensland University of Technology,

"Mereka punya banyak pendapat. Mereka punya orang-orang, terkadang ahli, terkadang tidak begitu, yang hanya ada di sana untuk mengisi waktu dan berbagi ide tentang berbagai hal. Mereka tidak dimintai pertanggungjawaban atas ide-ide tersebut,".

Itulah rahasia kekuatan media lokal, maka pilar demokrasi benar-benar di tegakan dari dasar apabila media lokal berperan dalam menggerakkan demokrasi dan perubahan. Media lokal dapat menjadi akar berdirinya pilar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun