Seakan tak habis-habisnya tajuk channel YouTube dan berita pada minggu-minggu belakangan tentang polemik berkepanjangan masalah genetika. Nasab Habaib.
Raja dangdut Rhoma Irama kelihatannya menjadi tokoh yang paling disorot, karena begitu rajin mengangkat kisruh nasab ini di podcastnya yang ditonton ratusan ribu hingga jutaan penonton. Sehingga beberapa kalangan merasa "gatal" dengan "nyayian" Sang "Satria Bergitar".
Setidaknya ada dua Habaib papan atas yang kelihatannya merespon Bang Haji. Habib Rizieq dan Habib Bahar.
Pegiat ilmu pengetahuan seperti ahli genetika dan ahli filologi (manuskrip) turut ambil bagian juga. Ahli genetika menyebut, test DNA para Habaib berdasar haplogroup dapat dipastikan habib bukan keturunan Arab. Ada yang menyebut, berdasar kode-kode DNA, habib sebenarnya ber DNA Yahudi Askenazi. Serem sekali
Melihat kekisruhan masalah tersebut, penulis jadi terbawa suasana dan "terprovokasi" ingin turut "meramaikan" masalah ini. Pikir-pikir ketimbang "ngebacot" dimedsos yang bisa bikin "huru hara digital", atau melarang membicarakan nasab habaib dengan tekanan serbuan massa (persekusi). Penulis pikir mending menulis opini lewat artikel. Tapi agar ingat-ingat, ini cuma opini saja, namun agaknya dapat dipertimbangkan akurasinya. "Ente kaga suka atau kaga setuju ente bikin artikel ilmiah aje membantahnya. Takbir!!" (Meniru gaya habib tertentu hehe..).
Ini sekedar opini.
Percaya adanya tokoh-tokoh besar agama sebagaimana nabi-nabi, seperti Yesus (Nabi Isa) atau Nabi Muhammad, yang diyakini benar-benar pernah terlahir ke dunia ini. Telah ditunjang fakta sejarah melalui masyarakat manusia, dari perilaku atau kegiatannya secara individu dan komunal yang berhubungan dengan tokoh-tokoh dimaksud. Juga dari corak atau karakter yang menonjol dari sebuah zaman. Menghadirkan kepercayaan yang bersifat fundamental atau mendarah daging. Memiliki sumber asli atau primer atau setidaknya ada sumber yang melukiskannya dimasa lampau.
Sejarah ada dimensinya masing-masing, artinya ada berbagai sisi. Objek suatu sejarah yaitu pengalaman atau penemuan atau empiris. Aktifitas dalam dimensi waktu masa lampau seluruh aktifitas manusia dimasa lalu atau objek formal. Kemudian bukti-bukti pendukung yaitu objek materialnya.
Sejarah seringkali dipergunakan berbagai kalangan untuk berbagai kepentingannya masing-masing. Dapat menjadi fungsi edukatif juga fungsi inspiratif, yaitu menumbuhkan harga diri suatu kelompok, golongan atau komunitas termasuk nasab.
Sejarah tidak semuanya merupakan fakta kebenaran. Jika tidak memenuhi syarat tertentu, kadang sejarah harus ditolak atau sekurangnya di tawaqufkan menurut istilah Islam (di diamkan). Sebuah peristiwa sejarah harus benar secara apa adanya, korespondensi kata mereka ahli sejarah.
Peristiwa sejarah mesti memiliki kecocokan dengan peristiwa yang lain yang diterima kebenarannya, yaitu koherensi. Fakta sejarah memerlukan bukti dengan level autentifikasi dan kredibilitas yang tinggi. Oleh karenanya, historiografi tradisional tidak serta merta dapat ditetapkan sebagai kebenaran sejarah. Hal ini dikarenakan cerita-cerita tradisional bercampur lebur dengan mitologi atau keyakinan beserta aneka kepentingan dizamannya.