Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pasar Tradisional Ranuyoso di Lumajang Yang Eksotis

1 Agustus 2013   08:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:45 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ranuyoso adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Lumajang – Jawa Timur. Di daerah yang berada di tepi jalan raya utama jalur Jember – Lumajang – Surabaya ini terdapat sebuah pasar tradisional. Pasar Ranuyoso itu sangat menarik  dan eksotis dengan adanya berbagai aktifitas para pedagang dan warga yang ada disana.

Berada disana, seolah banyak keindahan yang menarik dan tiada hentinya untuk diabadikan dengan kamera. Saya sengaja datang lesana saat pagi hari, karena pada saat itulah di pasar ini banyak pedagang dan pembeliyang bertransaksi .
Para pedagang dari berbagai daerah di Lumajang itusudah datang saat dini hari atau fajar sambil menyiapkan barang-barang dagangannya.Beragam jenis dagangan bisa dijumpai disana mulai dari buah, sayuran,kue tradisional dan sebagainya.
Dalam berkomunikasi dan bertransaksi itu, para pedagang itu umumnya menggunakan bahasa Madura.
Di pasar Ranuyoso ini banyak dijualberbagai jenis buah pisang yang menjadi komoditi buah andalan.
Selain itu juga terdapat buah-buahan daerah tropis lainnya seperti buah nangka, sawo susu atau kenitu (),sirsak, pepaya,  labu, kelapa , petai dan sebagainya. Buah-buahan itu dijual dalam bentuk satuan, ikatan atau keranjang.
Yang menarik, ada juga pedagang yang menjual ubi talas atau  Bentul () dan buah Pokak yang di daerah lainnya cukup langka. Ubi Bentul itu berukuran cukup besardengan kulitnya yang berawrna coklat tua. Disamping ubi Bentul yang masih mentah, ada juga ubi bentul yang sudah matang dan diolah dalam bentuk keripik Talas atau Bentul.
Sedangkan untuk buah Pokak berukuran cukup kecil seperti buah terung dan berwarna hijau. Buah pokak ini dijual dengan harga Rp 1000 per ikat dan biasa digunakan untuk campuran membuat sayur.
Saya menjumpai salah seorang wanitapenjual buah Pokak iniyang ketika berjualan sambil merokok kretek. Mungkin wanita itu merokok karena sudah menjadi kebiasaannya atau karena untuk menghangat badannya karena hawa di daerah ini terasa cukup dingin.
Di bagian lainnya terdapat penjual buah pinang atau jambe. Dagangan buah pinang dalam jumlah kecil ini biasanya digunakan untuk ‘ Nginang ‘ atau bersirih.
Padasalah satu sudut di pasar Ranuyoso tampak beberapa pria dewasa sedang bercengkerama. Tak sekedar bercengkerama,  karena ternyata mereka berkumpulsambil merasakan nikmatnya rokok kretek dengan tembakau rajangan yang dijual oleh pedagang tembakau yang ada di sana.
Tak jauh dari penjual tembakau rajangan ini terdapat seroang wanita penjual kue tradisional. Kue itu dibuat dengan menggunakan bahan dari tepung beras dan tepung ketan dengan parutan kelapa dan pemanis dari gula merah.
Warna-warni pada kue itu menjadikan tampilannya tampak menggoda untuk dinikmati. Apalagi harganya juga cukup murah karena kita bisa membelinya dengan harga mulai dari Rp 1000.
Yang berikutnya adalah seorang pria yang tampak sedang sibuk menata barang dagangannya berupa sapu lidi. Sapu itu terbuat dari batang“ Janur “ ( daun kelapa ) yang sudah dikeringkan.
Pasar Ranuyoso dengan geliat berbagai aktifitasnya itumemang sangat menarik dalam sisi visual dan fotografisnya. Bagi para fotografer yang berminat dan menyukai  tema Human Interest dengan pasar tradisional sebagai lokasinya,Pasar Ranuyoso ini layak masuk dalam daftar kunjungan Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun