Dalam perjalanan hidup kita pasti selalu menemukan sebuah pertanyaan yang sama, tak peduli setua atau semuda apa usia kita. Pertanyaan ini selalu datang disaat kita merasakan keterpurukan. "Apakah kita salah mengabil jalan?".
Saat kita telah bertemu dengan pertanyaan ini, berarti kita sudah berada dititk terendah, dan emosi kita terkadang tidak stabil. Individu yang mengalami akan penuh dengan penyesalan, rasa krisis, tak berani untuk mengeluarkan ide mereka, dan menutup diri.
Meskipun keadaan ini sangat menyulitkan bagi mereka yang mengalaminya, akan tetapi keadaan ini barulah di level 1 krisis yang dialami tiap individu. Namun memang pertanyaan tentang "Apakah kita salah mengabil jalan?", tak akan pernah berhenti kita pertanyakan selama kita hidup.
Waktu tak pernah berhenti untuk menunggu manusia berpikir, maka tentu penyesalan dan mempertanyakan pilihan yang kita ambil menjadi tak terelakan. Namun bukan berarti pilihan yang telah diambil pasti salah!
Kenapa kita mempertanyakan ini?
Pertanyaan ini biasanya dijawab oleh para psikolog dengan jawaban "Anda sedang mengalami krisis bla..bla". Namun menurut penulis jawaban ini tidak sepenuh benar, karena penulis sendiri sebagai yang merasakannya menemukan jawaban tersendiri.Â
Dimana yang penulis rasakan bukanlah krisis, melainkan sebuah kritikan pada diri sendiri. Walaupun memang pengkritikan kepada diri sendiri bisa dikatakan bagian dari 'krisis', namun keduanya tentu berbeda.Â
Pengkritikan pada diri sendiri terjadi bukan hanya karena kita merasa krisis, terkadang kita mengkiritik diri kita karena kita terlalu meninggikan hasil yang harus kita capai, gagal memenuhi todo list yang terlalu padat, ataupun karena kita kurang sabar dan berharap tujuan yang telah kalian tetapkan untuk segera tercapai.
Namun memang pertanyaan tentang "Apakah kita salah mengabil jalan?". sering muncul karena kita merasakan kegagalan. Terutama bila kita tidak mengusahakan usaha yang terbaik yang dapat kita lakukan. Dan ini adalah sumber utama krisis individual.
Bagaimana kita dapat lari dari pertanyaan ini?
Kenapa bukan tentang cara mengobati atau menyelesaika keadaan ini, melainkan lari dari pertanyaan ini?
Seperti apa yang penulis sudah tulis diawal, dimana pertanyaan tentang  "Apakah kita salah mengabil jalan?". Akan selalu muncul disetiap langkah kehidupan kita dan hanya akan berakhir saat kita sudah lagi tak bernyawa. Lalu untuk apa mencari obat yang dapat menyelesaikan masalah semacam ini?