Mohon tunggu...
Muhammad ulin nuha
Muhammad ulin nuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga, pendia, penyabar,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Moral Pancasila di Era Modern yang Sangat Perlu Diperbaiki

1 Oktober 2024   23:35 Diperbarui: 1 Oktober 2024   23:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Apa kabarmu, wahai nilai moralitas Pancasila?

      Indonesia mempunyaiian  bendera ke-bangsaan yang berwarna merah putih, yang melambangkan keberanian dan kesucian. Indonesia mempunyai hukum dasar  yaitu UUD 1945. Indonesia mempunyai semboyan yaitu, bineka Tunggal ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Indonesia memiliki dasar negara yaitu, Pancasila.

    Moralitas Pancasila adalah pedoman bagi masyarakat untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sendiri merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia yang mencerminkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi masyarakat  indonesia, berpedoman dengan nilai nilai pancasila adalah kewajiban bagi setiap individu. Dengan adanya nilai nilai moralitas, masyarakat Indonesia bisa menjadi rukun, saling menghargai, Saling gotong royong, dan menjaga kesatuan ataupun persatuan keutuhan negara dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat.

    Penerapan moralitas Pancasila harus diterapkan dimana saja kita berada, karena dengan itu kita bisa menciptakan kerukunan, kedisiplinan, dan sikap toleransi. Berikut nilai, keadaan, kondisi, dan hal-hal yang terjadi pada Pancasila di era zaman modern:

  • Sila-1

  Bunyi Pancasila yang pertama adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang disimbolkan dengan lambang bintang dan ditempatkan di tengah-tengah perisai yang tersemat di dada burung Garuda Pancasila yang mempunyai nilai-nilai, yaitu sebagai berikut: Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain. negara mengakui dan melindungi kemajemukan agama di IndonesiaWarga Indonesia boleh menganut agama dan aliran kepercayaan sesuai aturan. Negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk beribadah dan merayakan hari besarnya menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Negara tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi mewajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku. Ateisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.

  Keadaan sila ke-1 di zaman sekarang telah menerun, karena manusia itu sendiri dan  nilai-nilai sila yang tersebut tidak dilaksanakan dengan baik.  Agama di era sekarang, di buat candaan, kepentingan pribadi dan politik, dan bahkan  menjelek-jelekkan agama lainya. Di ere sekarang sangat minim dengan Namanya toleransi beragama, sehingga banyak kejadian buruk yang terjadi, seperti kejadian Konflik Ambon. Konflik Poso. Konflik Tolikara. Konflik Agama Situbondo. Konflik Agama Aceh Singkil. Konflik Lampung Selatan antara Budha dan Islam. Konflik Syiah Sampang.

SILA KE-2

Bunyi Pancasila yang ke dua  adalah "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dilambangkan dengan rantai berlatar belakang warna merah. Jumlah rantai pada lambang sila kedua Pancasila ini ada 17 dan saling berkaitan satu sama lain. Simbol ini menunjukkan generasi penerus bangsa yang turun temurun. Sila ini mengandung nilai kesadaran moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada hati nurani, norma, dan kebudayaan. Sila ini berlaku untuk diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, Menghargai kesamaan hak dan derajat manusia, Kesopanan dan beradab, Rasa empati dan kasih sayang , Bersikap adil untuk diri sendiri dan orang lain

       Norma-norma yang terkandung dalam sila ke-dua yaitu : Menjunjung tinggi hak-hak orang lain, Bersikap adil, Sopan santun, Menghargai pendapat orang lain, Berbuat baik dan tidak berbuat jahat, Memberikan semangat dan membantu sesama, Saling tolong menolong, Berani membela kebenaran, dll. Seperti dalam conto berikut: saling menghormati guru dan teman serta saling tolong-menolong dalam kebaikan jika mengalami kesulitan. Contoh penerapan sila kedua di kehidupan sehari-hari di rumah yaitu menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada tetangga.

     Kedaan sila  ini di bangsa Indonesia di zaman sekarang sangatlah miris, Karena keadilan dan adab terhadap sesama manusia yang telah menurun, disebabkan lemahnya mental, lingkungan yang negative dan kehidupan foya-foya. Jadi masyrakat Indonesia harus melakukan perubahan untuk meningkatkan adab, etika dan keadilan di bangsa Indonesia ini, dengan cara taat beragama dan melaksanakan nilai-nilai moral yang ada dimasyarakat.

Sila ke-3

     Pohon beringin merupakan lambang dari sila ketiga dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Simbol pohon beringin terletak di bagian kanan atas dari perisai. Pohon beringin melambangkan tempat tempat untuk berteduh atau berlindung. Sila ini menjadi landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk, dengan beragam suku, agama, ras, warna kulit, adat, dan kebudayaan.

     Penerapan sila ketiga Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: menghargai keberagaman budaya, berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong, menghormati lambang negara, menjaga persatuan di tengah perbedaan, dan menjalin persahabatan antar etnis.

   Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila: mengutamakan persatuan dan kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia, menghargai perbedaan dan keragaman budaya, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, menghindari tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa, seperti diskriminasi dan intoleransi, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

    Kondisi sila ke-3 di Indonesia  masih sangat kuat dari pada sila yang lainnya. Masyarakat Indonesia sangatlah antusias rasa tolong menolong, gotong royong, kerja bakti, dan lain-lain, terkhusus di wilayah pedesaan. Di wilayah pedesaanlah rasa persatuan dan kesatuan yang masih sangat merekat di dalaam diri mereka dibandingkan wilayah perkotaan. 

Sila ke-4

    Kepala banteng menjadi lambang dari sila keempat pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. . Lambang ini melambangkan tenaga rakyat dan mewakili hewan sosial yang suka berkumpul dan bergerombol. Pengamalan sila keempat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat prinsip demokrasi lebih dekat dan kehidupan menjunjung asas keadilan.

    Sila ini mempunyai makna bahwa: Pemerintahan indonesia dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, mengutamakan kepentingan bersama, menghargai kehendak orang lain, memprioritaskan musyawarah dalam pengambilan beputusan, bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.

    Tetapi apakah makna sila yang tersebut diatas sesuai dengan yang terjadi di Indonesia?, tentu saja tidak, beberapa makna yang di atas tidak  sesuai dengan makna sila ke-3. Di Indonesia  masih banyak anggota pemerintahan yang dengan jawabatanya digunakan untuk kepentingan pribadi, dan yang terkena imbas adalah Masyarakat biasa. Contohnya adalah para anggota pemerintah yang telah mempunyai jiwa korupsi, karena di ere sekarang korupsi telah mendarah daging dalam pemerintahan, sehingga mulai dari apparat desa, kecamatan , kabupaten, nasional, banyak yang terjerat korupsi, itulah kondisi yang terjadi di Indonesia sekarang. Seharusnya para aparat pemerintah harus memulai melakukan perubahan yang lebih baik, karena pemerintah sekarang di mata Masyarakat, sudah di pandang buruk.

SILA KE-5

      Bunyi dari sila kelima adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Simbol padi dan kapas ini merupakan simbol pangan dan sandang yang menandakan bahwa negara yang adil adalah negara yang mampu memberikan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya secara merata.

     Makna lambang sila ke-5 Pancasila yang berupa padi dan kapas adalah: simbol pangan dan sandang, negara yang adil harus bisa mencapai kemakmuran untuk rakyatnya secara merata,  kebutuhan pokok bangsa Indonesia untuk melangsungkan kehidupan terpenuhi, kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia tercapai, tidak ada kesenjangan sosial pada rakyat Indonesia.

    Nilai-nlai yang terkandung dalam sila ke lima adalah: menjunjung tinggi keadilan sosial di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan Pendidikan, menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kekeluargaan, menghormati hak dan kewajiban orang lain, menghargai hasil karya orang lain, menanamkan rasa adil dan kesetaraan, menerima hasil musyawarah dan mufakat.

   Norma norma yang terdapat pada sila yang ke 5 seperti: mersikap adil kepada semua orang, menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain,  membantu orang lain yang sedang mengalami bencana alam, tidak melakukan tindakan yang merugikan kepentingan umum, tidak mengganggu aktivitas atau privasi orang lain, Memperlakukan orang secara setara tanpa membedakan latar belakang.

    Keadaaan norma ini sangatlah minim di negara Indonesia. Keadilan bagi Masyarakat sangatlah kurang, banyak Masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal, cari makanan masih sulit, Pendidikan belum merata, karena masih banyak yang keterbatasan biaya. Keadilan di Indonesia dapat dibeli, laporan laporan di kepolisian tidak ada respon, yang sehingga di Masyarakat di juluki dengan nama yang buruk, pemerintah hanya  buat undang-undang yang menurut Masyarakat tidak di perlukan, banyaknya anggota DPR yang terjerat korupsi, dan masih banyak lagi kalua kita bahas tentang keadilan di negara ini gak aka nada habis habisnya.

   Kesimpulanya adalah Masyarakat Indonesia dan pemerintah harus memperbaiki diri masing-masing, karena kitalah penerus bangsa Indonesia, apabila generasi kita sudah buruk, apalagi generasi setelah kita. Generasi gen-Z harus memulai untuk berdaptasi dengan teknologi untu hal-hal positif demi memperbaiki bangsa tanah air tercinta ini. Sekian dari penulis, terima kasih, selamat membaca!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun