Mohon tunggu...
Arya Ramadhan
Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya sangat senang menulis dan membaca, saya menemukannya ketika sudah kelas 1 SMA. Saya juga tertarik dengan dunia PERS, Jurnalistik, Wartawan dan sebagainya. Saya juga senang belajar ekonomi,sejarah, psikologi, dan hubungan internasional. Nomor Gopay : 085156640953 (Arya Ramadhan)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dihancurkan Diponegoro dan Dibangkitkan Tanam Paksa

29 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 29 Juni 2023   20:31 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Raden Saleh:https://pin.it/2tBui6w

Foto : Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh

   Mengapa hal tersebut sangat menarik dan jarang untuk dibahas dan 1 Artikel yang bersama? Mungkin karena dalam memahami sejarah kita selalu berpatokan dengan 1 peristiwa saja, padahal sejarah saling keterkaitan satu sama lain. Dan hal tersebut juga yang dialami ketika perang Diponegoro dan Tanam Paksa dan disini kita akan mengupas sejarah tersebut, bagaimana Penjelasan lengkapnya? Simak baik-baik, stay tune and stay foccous


  Indonesia memiliki banyak pahlawan baik dari pendidikan, Budaya, Militer maupun dari berbagai bidang. Indonesia juga mempunyai sikap bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya" dan oleh sebab itu Indonesia memiliki sikap menghormati dan menghargai para pahlawan-pahlawannya. Diantara banyak pahlawan Nasional di Indonesia, Ada satu nama yang tak asing ditelinga kita yaitu Pangeran Diponegoro.

Siapa Pangeran Diponegoro sebenarnya?

  Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo atau Pangeran Harya Dipanegara lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar,8 Januari 1855 pada usia 69 Tahun. Pangeran Diponegoro putra dari pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono III dan R.A. Mangkarawati.
 Sedangkan menurut Sejarawan asal Inggris yang memfokuskan dirinya pada sejarah Indonesia terutama Jawa, Ia berkata, Pahlawan nasional, mistik Jawa, Muslim yang taat dan pemimpin "perang suci" melawan Belanda antara tahun 1825 dan 1830, itu Pangeran Yogyakarta, Dipanagara (1785-1855, atau dikenal sebagai Diponegoro) (Carey, 2015).

Lukisan pangeran Diponegoro: https://pin.it/1HkPrcg
Lukisan pangeran Diponegoro: https://pin.it/1HkPrcg

Mengapa Perang Diponegoro dapat meletus? Dan mengapa Perang ini sangat menyengsarakan kerajaan Belanda?

  Perang jawa atau nama lainnya Perang total(Perang Maghrib, istilah guyonannya) merupakan gambaran perang rakyat yang bersifat perang asimetri yang menggambarkan kemampuan perlawanan yang tidak seimbang melawan penjajah yang cenderung lebih modern dan terlatih, dikaitkan dengan pemahaman konsep perang semesta karena keterlibatannya memenuhi 3 unsur; yaitu kesemestaan, kerakyatan serta kewilayahan yang melibatkan rakyat diberbagai wilayah utamanya di jawa tengah(Yogjakarta dan Surakarta). Perang Jawa juga menjadi salah satu bagian perubahan yang besar di dunia di akhir abad 18 dan awal abad 19. Bagi orang-orang Jawa khususnya di Surakarta maupun Yogyakarta, masa- masa itu merupakan masa yang memperlihatkan semakin merosotnya tatanan Jawa khususnya di dalam keraton.

  Alasan mengapa perang ini bisa terjadi memiliki 1 benang merah yang sama yaitu bahwa Kehadiran Bangsa Belanda ke Jawa khususnya Yogyakarta menimbulkan beberapa polemik permasalahan sosial dan politik. Strategi-strategi yang diterapkan Belanda mampu membius pemerintahan Kesultanan Yogyakarta, sehingga timbul kemerosotan moral di dalam keraton. Hal ini sangat disesalkan oleh Pangeran Diponegoro.

  Singkatnya dengan 1 alasan utama diatas, Pangeran Diponegoro mendeklarasikan Perang terhadap kerajaan Belanda. Dengan menggunakan taktik gerilya dengan gerilyawan berpencar, berpindah tempat lalu menyerang selagi musuh lengah

Ilustrasi perang Diponegoro: https://pin.it/uOrvug5
Ilustrasi perang Diponegoro: https://pin.it/uOrvug5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun