Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghadapi FOMO (Fear of Missing Out) di Zaman Serba Cepat

30 Desember 2024   22:19 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernah nggak sih, kamu lagi santai di rumah, buka media sosial, eh, tiba-tiba lihat teman-temanmu posting foto jalan-jalan ke tempat keren, atau makan di restoran hits yang baru buka? Rasanya pengen banget bisa ikut, tapi... tunggu dulu, kenapa tiba-tiba merasa cemas dan seolah ada yang hilang dari hidupmu? Itulah yang dinamakan FOMO, atau Fear of Missing Out, yang semakin menggila di era digital ini.

Kita semua tahu, hidup di zaman serba cepat seperti sekarang ini memang serba instan. Semua informasi, kegiatan, dan trend bisa diakses dengan satu klik jari. Namun, tahukah kamu bahwa semakin banyak informasi yang kita terima, semakin besar juga kemungkinan kita merasa left out, atau bahkan tertekan karena merasa tidak cukup "up to date"? Mungkin kamu merasa, "Kenapa saya nggak ada di sana?" atau "Kenapa saya nggak ikut event itu, ya?" Itu, lho, efek dari FOMO yang semakin terasa di era media sosial ini.

Kenapa Bisa Begitu?

Sebelum kita lebih dalam membahas cara menghadapinya, yuk kita kenali dulu apa sih FOMO itu sebenarnya? FOMO adalah perasaan cemas atau khawatir bahwa kita sedang kehilangan pengalaman berharga yang orang lain sedang alami. Dalam konteks digital, perasaan ini sering muncul setelah kita melihat teman-teman kita membagikan momen bahagia mereka di media sosial---padahal di sisi lain, kita nggak selalu tahu cerita lengkapnya.

Studi menunjukkan bahwa FOMO sering kali dikaitkan dengan rasa tidak puas terhadap hidup kita sendiri. Kita melihat orang lain menjalani hidup yang seru, penuh kebahagiaan, atau sukses besar, sementara kita merasa tidak seberuntung mereka. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan mereka---dan tentu saja, tidak selalu mencerminkan kenyataan penuh.

FOMO di Era Digital: Kenapa Bisa Lebih Intens?

Jadi, kenapa FOMO ini jadi semakin parah di zaman serba cepat ini? Semuanya kembali ke media sosial. Di sini, kita bisa melihat semua orang memamerkan hal-hal yang mereka lakukan, dari yang sederhana seperti makan siang di tempat fancy, hingga liburan mewah ke luar negeri. Semua itu bisa kita lihat dalam hitungan detik, yang mana memperburuk perasaan kita. "Kenapa saya nggak ikut? Kenapa nggak bisa ke tempat itu?"

Selain itu, semakin kita terpaku pada hidup orang lain, semakin kita membandingkan diri kita dengan mereka. Dan, jujur saja, kita tahu bahwa kita selalu lebih cenderung melihat hal-hal positif dan menyenankan orang lain, bukan hal-hal negatif atau kesulitan yang mereka alami.

Tapi, Tunggu Dulu... Apa Solusinya?

Tentu saja, perasaan FOMO ini nggak bisa dihindari sepenuhnya, karena media sosial memang sudah menjadi bagian besar dari kehidupan kita. Namun, ada beberapa cara sederhana yang bisa kita coba untuk menghadapinya.

1. Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Ini klise, tapi faktanya sangat efektif. Daripada terus-menerus membandingkan diri dengan apa yang orang lain tampilkan di media sosial, cobalah untuk lebih fokus pada perjalanan dan pencapaian pribadimu. Setiap orang punya waktunya masing-masing, dan kita tidak harus mengikuti standar hidup orang lain.

2. Jadikan Media Sosial Sebagai Alat, Bukan Tolok Ukur

Alih-alih melihat media sosial sebagai acuan untuk apa yang seharusnya kita capai, coba ubah cara pandang. Gunakan media sosial untuk inspirasi atau belajar hal-hal baru, bukan untuk mengukur siapa yang lebih "sukses" atau lebih "bahagia".

3. Batasi Penggunaan Media Sosial

Cobalah untuk membatasi waktu yang kamu habiskan di media sosial. Jangan sampai scroll endless feed yang justru bikin kamu merasa lebih cemas dan terbebani. Ingat, dunia luar nggak hanya tentang apa yang terlihat di layar handphone kamu. Nikmatilah momen hidupmu tanpa harus melihat orang lain terus-menerus.

4. Practice Gratitude

Berhenti sejenak dan pikirkan hal-hal yang sudah kamu miliki. Kadang kita terjebak dalam perasaan FOMO karena kita lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita capai. Catat hal-hal kecil yang membuatmu bahagia setiap hari, bahkan kalau itu hanya secangkir kopi hangat di pagi hari.

5. Realistis dengan Kehidupanmu

Tidak semua orang bisa menikmati semua pengalaman atau pergi ke setiap tempat. Mungkin kamu tidak bisa ikut liburan ke luar negeri tahun ini, tetapi bukan berarti hidupmu kurang berwarna. Fokuskan energi pada pengalaman yang bisa kamu capai, meskipun mungkin lebih sederhana.

Akhir Kata: Hidupmu, Pilihanmu

Pada akhirnya, FOMO hanyalah perasaan sementara yang bisa datang dan pergi. Ingatlah, hidup itu tidak hanya soal mengejar apa yang orang lain punya atau lakukan. Ini tentang menjalani hidup dengan cara yang paling berarti bagi diri kita sendiri. Jadi, tidak perlu khawatir jika kamu merasa ketinggalan momen tertentu---selalu ada kesempatan lain untuk merasakannya.

Tentu, nggak ada yang salah dengan melihat orang lain bahagia atau sukses, tapi jangan biarkan itu membuatmu merasa kurang. Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri, dan kamu juga berhak untuk merasa bahagia dengan cara kamu.

So, jangan biarkan FOMO menguasai kamu. Fokuskan perhatianmu pada diri sendiri, dan nikmati perjalanan hidupmu tanpa perlu khawatir tentang apa yang orang lain lakukan. Karena, pada akhirnya, hidupmu adalah milikmu, dan itu adalah perjalanan yang layak untuk dihargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun