Mohon tunggu...
Jehezkiel
Jehezkiel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43223110001 | Program Studi: Strata Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan pada Metafora Cincin Gyges

10 November 2024   08:43 Diperbarui: 10 November 2024   08:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan Pada Metafora Cincin Gyges

 

Pendahuluan

 Metafora Cincin Gyges, yang dipopulerkan oleh filsuf Yunani Plato dalam dialognya Republic, telah menjadi salah satu alegori paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat. Kisah tentang cincin yang memberikan pemakainya kemampuan untuk menjadi tidak terlihat, telah memicu perdebatan sengit tentang sifat manusia, moralitas, dan hakikat keadilan. Melalui metafora ini, Plato mengeksplorasi pertanyaan fundamental: apakah manusia pada dasarnya baik atau buruk? Apakah kita hanya mengikuti hukum karena takut akan hukuman, atau karena kita benar-benar percaya pada kebaikan?

 Dalam esai ini, kita akan menyelami diskursus mitos dan logos kejahatan yang diangkat oleh metafora Cincin Gyges. Kita akan menelusuri bagaimana mitos ini telah diinterpretasikan oleh para pemikir sepanjang sejarah, serta bagaimana metafora ini dapat membantu kita memahami kompleksitas kejahatan dalam konteks masyarakat modern.

Dalam konteks filsafat, konsep mitos dan logos memiliki peran yang sangat penting dalam memahami cara manusia berpikir dan menjelaskan dunia di sekitarnya.

Mitos

Mitos adalah cerita atau narasi yang sering kali bersifat simbolis dan digunakan untuk menjelaskan fenomena alam, asal-usul manusia, dan nilai-nilai budaya. Mitos biasanya melibatkan dewa-dewi, pahlawan, dan makhluk supernatural. Dalam filsafat, mitos digunakan untuk menggambarkan cara berpikir yang lebih intuitif dan emosional. Mitos tidak selalu didasarkan pada fakta atau logika, tetapi lebih pada kepercayaan dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Contoh klasik dari mitos adalah cerita tentang dewa-dewi dalam mitologi Yunani, seperti Zeus, Hera, dan Athena. Mitos-mitos ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai cara untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan etika kepada masyarakat.

Logos

Logos, di sisi lain, adalah istilah Yunani yang berarti "kata," "akal," atau "logika." Dalam konteks filsafat, logos merujuk pada cara berpikir yang rasional dan analitis. Logos digunakan untuk menjelaskan dunia melalui argumen logis, bukti empiris, dan penalaran kritis. Filsuf Yunani seperti Heraklitus dan Aristoteles menggunakan konsep logos untuk memahami alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun