Latar Belakang
 Seiring berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan telah banyak berkembang. Ilmu pengetahuan berdampak pada terciptanya suatu hal baru atau inovasi yang dapat mempermudah dan membantu manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari di era globalisasi. Menurut (Banerjee et al., 2010) Globalisasi adalah proses dari negara-negara maju melakukan ekspansi dengan skala besar-besaran, kemudian mendominasi dunia dengan kekuatan teknologi, politik, militer, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Globalisasi memungkinkan pertukaran informasi, barang, jasa, dan ide melintasi batas-batas geografis dengan kecepatan yang belum dibayangkan sebelumnya. Sehingga, segala hal yang pada zaman dahulu terasa jauh dan lama kini dapat dirasakan sangat dekat, bahkan hal tersebut telah bersampingan dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
 Dalam lingkup ekonomi, perusahaan-perusahaan besar dengan skala multinasional seperti McDonald, KFC, Burger King, Nike, dan Starbuck's kini sudah tersebar diseluruh dunia. Perusahaan besar seperti mereka sering kali menawarkan hasil produknya yang mengadaptasi dengan budaya dan minat masyarakat lokal. Contohnya, di Indonesia, Nike pernah menawarkan sebuah desain sepatu dengan motif batik yang bertujuan untuk mengaet minat masyarakat Indonesia, sedangkan dibeberapa negara misalnya, di India McDonald's menawarkan menu spesial vegetarian yaitu Mc Aloo Tikki Burger dan di Australia, Burger King menawarkan menu burger dengan daging kanguru. Hal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut merupakan bentuk implementasi dari Glokalisasi, karena sudah memadukan budaya global dengan kebiasaan atau budaya lokal.
 Arti dari glokalisasi sendiri merupakan persilangan dari globalisasi dan lokalisasi. Menurut (Jariah, 2021) Glokalisasi bisa diartikan sebagai proses dimana elemen-elemen global direpresentasikan dan disesuaikan dengan konteks lokal, sehingga menciptakan inovasi yang baru tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari daerah tertentu. Ini mencakup beberapa hal seperti adaptasi produk, metode, dan pelayanan agar menyesuaikan dengan prefensi lokal sambil tetap mempertahankan identitas global. Strategi glokalisasi juga dapat digunakan untuk memperkenalkan sebuah produk global yang cenderung susah diterima oleh masyarakat lokal dengan tetap mempertahankan budaya lokal agar pikiran skeptis soal produk tersebut perlahan luntur. Ekonomi kreatif telah memberi kontribusi sebagai salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dijadikan sebuah pintu peluang bagi ekonomi kreatif di Indonesia dalam mempromosikan produknya di pasar global maupun lokal(Canrizka, 2024).
 Berdasarkan beberapa poin yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana glokalisasi dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kreativitas ekonomi kreatif di Indonesia. Tentu saja banyak sekali tantangan yang dihadapi di era globalisasi ini, sehingga kemampuan untuk berpikir kreatif dalam ekonomi kreatif dituntut untuk memanfaatkan glokalisasi sebagai strategi baru untuk menciptakan inovasi-inovasi baru daan mencapai keuntungan yang optimal. Dengan meningkatkan kreativitas dan menciptakan hal-hal baru, industri ekonomi kreatif di Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar global.
Kerangka Konseptual
Konsep-konsep Pengantar Ilmu Hubungan Internasional yang digunakan pada penulisan ini adalah:
Globalisasi
Globalisasi memiliki hubungan dengan glokalisasi, untuk definisi dari globalisasi sendiri adalah proses pertumbuhan negara-negara maju yang melakukan ekspansi dengan skala besar-besaran, yang kemudian berusaha untuk mendominasi dunia dengan teknologi, politik, militer, budaya, ilmu pengetahan, dan ekonomi(Banerjee et al., 2010). Adanya globalisasi bukan berarti bahwa semua kehidupan manusia menjadi seragam dalam bentuk kebarat-baratan, akan tetapi globalisasi ini membuka peluan bagi negara untuk membuka nilai-nilai lokal mereka, yaitu glokalisasi. Adanya globalisasi juga dapat mengurangi suatu dominasi dengan memperlihatkan suatu gambaran wilayah lain yang dapat diraih dengan cepat.
Glokalisasi
Glokalisasi adalah persilangan antara globalisasi dan lokalisasi. Konsep ini muncul pada akhir abad ke-20 tepatnya di era modern. Glokalisasi muncul ketika dunia semakin terhubung satu sama lain melalui beberapa aspek, seperti pertukaran budaya, perdagangan, dan teknologi, sehingga kebutuhan untuk meyesuaikan pendekatan global dengan konteks-konteks lokal semakin dirasa. Glokalisasi tidak jauh dan sangat erat dengan sektor ekonomi dari suatu negara, contohnya contohnya pada proses penawaran industri produk global dengan mengadopsi isu lokal, tidak hanya aspek sosial budaya saja, tetapi juga melingkupi aspek ekonomi, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan glokalisasi dalam hubungan internasional, contohnya membangun kerjasama antar negara, sebagai sarana untuk menunjang kreativitas dan inovasi, pemanfaatan teknologi digital, dan memperkuat dialog antar budaya.
Pembahasan
 Dalam era globalisasi ini, glokalisasi sangat berpotensi untuk dijadikan sebuah strategi dalam meningkatkan kreativitas ekonomi kreatif terutama di Indonesia. Glokalisasi merupakan konsep tentang produk atau layanan yang dikembangkan dan didistribusikan secara global tetapi juga disesuaikan demi memenuhi kebutuhan pengguna atau konsumen di pasar lokal(Unger, 2023). Melalui fenomena ini, diharapkan terjadi perubahan pola pikir kepada para pengelut ekonomi kreatif bahwasannya globalisasi tidak hanya dipahami sebagai penyerang terhadap budaya asli tetapi mampu menjadi peluang bagi eksistensi lokal. Untuk negara yang multikultural seperti Indonesia, glokalisasi sangat relevan jika digunakan untuk mempertahankan potensi ekonomi lokal tetap gemilang di dalam kancah arena global(Andri et al., 2015). Sehingga, meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, glokalisasi dapat menjadi sebuah peluang bagi ekonomi kreatif di Indonesia untuk bersaing di kancah Internasional dengan tetap menjaga dan mengadopsi budaya asli Indonesia. Selain itu, glokalisasi juga dapat dijadikan sebagai alat diplomasi bagi Indonesia dengan memanfaatkan keunggulan budaya lokal dalam konteks global dengan harapan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
 Glokalisasi memungkinkan ekonomi kreatif untuk mengadopsi budaaya lokal ke dalam sebuah produk yang dipasarkan sesuai dengan tren global. Banyak sekali sektor ekonomi kreatif di Indonesia yang mulai menerapkan konsep glokalisasi sebagai salah satu strategi untuk bersaing di arena global. Contohnya, dalam industri budaya, seperti Angklung, Batik, dan masih banyak lagi yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, yang tentunya semakin meningkatkan daya tarik di pasar internasional(Rangkuti, 2024). Desainer busana lokal, Didiet Maulana memiliki brand yang bernama IKAT Indonesia, ia menggabungkan motif batik yang dibentuk dengan menggunakan teknik tradisonalke dalam desain yang diminati pasar global. Produknya telah tampil dan berhasil dipamerkan di ajang internasional seperti New York Fashion Week ditahun 2023 lalu.
 Tidak hanya itu, dalam industri kuliner, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan produksi kopi terbesar di dunia. Pada periode 2021 Indonesia menghasilkan kopi sebanyak 774,60 ribu ton atau yang setara dengan 11,95 juta karung kopi. Tidak sampai situ saja pada tahun 2022, produksi kopi Indonesia meningkat menjadi 794,8 ribu ton, yaitu sekitar 1,1% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya(Majalah Hortus, 2024). Seperti brand kopi lokal yang diminati generasi muda jaman sekarang yaitu, Fore Coffee, Kopi Kenangan, Janji Jiwa dan Kopi tuku yang pernah dikunjungi oleh mantan presiden kita Bapak Jokowi, brand brand tersebut menggabungkan minat masyarakat dengan kopi lokal dan tren global seperti coffee shop modern, berhasil membuka peluang di berbagai negara khususnya di Asia Tenggara. Masih banyak lagi sektor industri kreatif di Indonesia yang telah bersaing di pasar global, seperti arsitektur, desain interior, seni rupa, desain produk, musik, fesyen, film, development game, animasi dan video, seni pertunjukan, aplikasi, penerbitan, periklanan, kriya, televisi dan radio, serta desain komuunkasi visual(Anwar, Choirul, 2022). Munculnya potensi-potensi ini adanya dorongan permintaan oleh konsumen yang meningkat akan produk-produk autentik, berkualitas, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Umumnya konsumen global memiliki minat terhadap produk yang memiliki ciri dan khas untuk membedakan dari yang lain, sebagai sesuatu yang dapat ditemukan dalam produk lokal Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi dan e-commerce, jangkauan pasar global semakin jauh dari kata mustahil bagi bisnis-bisnis kecil dan menengah di Indonesia(DIGIMA, 2024). Sehingga, ekonomi kreatif di Indonesia memiliki akses yang mudah untuk mempromosikan produknya di pasar global.
 Jika dilihat secara menyeluruh, dampak positif dari implementasi glokalisasi dalam ekonomi kreatif Indonesia sangatlah signifikan. Strategi ini tidak hanya meningkatkan daya saing produk lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Tidak hanya itu, dengan memanfaatkan konsep glokalisasi, Indonesia tidak semata hanya mempertahankan kekayaan intelektualnya saja, tetapi juga memperkenalkannya secara global dengan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki pengaruh di kancah internasional. Dengan menyatukan budaya lokal, kolaborasi internasional, dan pemasaran secara digital, glokalisasi menjadi salah satu strategi yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kreativitas dan keberlanjutan ekonomi kreatif dalam mendukung perekonomian negara Indonesia.
Kesimpulan
 Glokalisasi merupakan strategi efektif dalam memajukan kreativitas dan daya saing dalam ekonomi kreatif Indonesia di era globalisasi. Dengan mengabungkan esensi-esensi global dan potensi lokal, glokalisasi mampu memberikan produk inovatif yang tidak hanya bersumber pada identitas budaya Indonesia saja, tetapi juga memiliki daya tarik di pasar internasional. Strategi glokalisasi ini telah berhasil dan diterapkan dalam banyak sektor industri kreatif, seperti arsitektur, film, feysen, kuliner, dan lain-lain. Dampak positifnya meliputi peningkatan daya saing produk lokal, peningkatan ekonomi negara, pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, serta ekspansi pasar global. Akan tetapi, diperlukan dukungan dalam kebijakan untuk mengatasi tantangan dan untuk tetap memastikan keberlanjutan dari perkembangan ekonomi kreatif Indonesia di masa depan, sehingga budaya asli tetap terjaga.
Daftar Pustaka
Andri, S., Zuliarni, S., & Sutrisna, E. (2015). Analisis Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Kreatif Di Pekanbaru (Studi Kasus Pada Sub-Sektor Kerajinan). Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 1--41.
Anwar, Choirul, M. (2022). Pahami 17 Subsektor Ekonomi Kreatif Indonesia Beserta Contohnya. Kompas.Com. https://money.kompas.com/read/2021/09/18/150044626/pahami-17-subsektor-ekonomi-kreatif-indonesia-beserta-contohnya#google_vignette
Banerjee, P., Gender, E., Nikolopoulou, A., Abraham, T., & Mirbagheri, F. (2010). Recent Books on Gender and Technology. Gender, Technology and Development, 14(1), 111--111. https://doi.org/10.1177/097185241001400108
Canrizka, S. R. (2024). Industri Kreatif: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia. Kumparan. https://kumparan.com/user-12122024164843/industri-kreatif-kunci-pertumbuhan-ekonomi-berkelanjutan-di-indonesia-245qjag3byZ
DIGIMA. (2024). Pemasaran Produk Lokal untuk Pasar Global dari Indonesia. DIGIMA. https://digima.co.id/pemasaran-produk-lokal-untuk-pasar-global-dari-indonesia/
Jariah, Y. A. (2021). Mcdonald's Dalam Menggunakan Glokalisasi Sebagai Metode Ekspansi Kapital Dalam Aktivitasnya Di Kota Makassar. 52.
Majalah Hortus. (2024). Ekspor Kopi Indonesia Meningkat Tajam 35,71%. Majalah Hortus ARCHIPELAGO. https://news.majalahhortus.com/ekspor-kopi-indonesia-meningkat-tajam-3571/
Rangkuti, M. (2024). Warisan Budaya Indonesia yang Diakui oleh UNESCO. JNews. https://fahum.umsu.ac.id/blog/warisan-budaya-indonesia-yang-diakui-oleh-unesco/#:~:text=Banyak dari warisan budaya ini,kelestarian budaya bagi masa depan
Unger, S. (2023). Glocalization: Lessons Learned From Globalization. Journal of Globalization Studies, 14(1), 15--27. https://doi.org/10.30884/jogs/2023.01.02
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI