Mohon tunggu...
jefri kaleb pinihas purba
jefri kaleb pinihas purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Live your own dream dude

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Asal Bunuh, Ayo Ganti Kebiasaan!

17 Maret 2019   22:50 Diperbarui: 18 Maret 2019   00:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secara umum pestisida adalah bahan yang bersifat racun dan berfungsi untuk membunuh organisme pengganggu. Banyak petani Indonesia memanfaatkan pestisida dengan dosis, namun ada beberapa petani yang menggunakan pestida dalam dosis yang berlebihan. Karena menurut mereka semaki banyak pestisida yang mereka semprotkan maka tanaman mereka akan semakin sehat atau terbebas dari hama.  Tahukah anda bahwa penggunaan pestisida tidak selamanya baik? Mungkin banyak petani Indonesia masih tidak menghiraukan betapa berbahayanya penggunaan pestisida. 

Senyawa kimia yang terkandung dalam pestisida bukan hanya dapat membunuh organisme pengganggu tanaman (OPT) atau yang biasa kita sebut sebagai hama, namun juga dapat membunuh musuh alami dari hama tersebut. Lalu apa yang terjadi apabila populasi musuh alami dari suatu hama berkurang? Jawabannya adalah tingkat populasi hama tersebut akan terus meningkat karena musuh alami yang menggendalikan populasi hama tersebut berkurang populasinya. Bukan hanya membunuh musuh alami dari suatu hama, pestisida juga dapat membunuh kekayaan biologi tanah. Berkurangnya kekayaan biologis tanah dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah dan jika tingkat kesuburan tanah berkurang maka hal ini dapat berdampak langsung pada tanaman. Selain itu, pestisida juga dapat mencemari air, udara, dan juga dapat mengganggu kesehatan manusia.

https://upload.wikimedia.org
https://upload.wikimedia.org

Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasi hama yang ada pada lahan yang kita miliki? Solusinya cukup mudah yaitu menggunakan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Sistem ini merupakan suatu teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan, karena dalam penerapannya sistem ini menggunakan pendekatan ekologi. Sehingga sistem pengendalian hama tepadu lebih fokus kearah mengendalikan dan mencegah dibandingkan dengan penggunaan pestisida yang membasmi atau memberantas. Sistem ini umumnya merupakan cara untuk mengontrol hama agar populasi antara hama dan musuh alaminya seimbang sehingga tidak melewati ambang batas toleransi suatu tanaman. Ada beberapa komponen yang penting dalam pemanfaatan sistem pengendalian hama terpadu yaitu: 

1. Pengendalian fisik

Merupakan upaya untuk mengubah faktor lingkungan fisik untuk dapat menurunkan populasi hama seperti, pembakaran, pemanasan, pengeringan, perangkap hama, dan lain-lain.

2. Pengendalian mekanik

Pengendalian dilakukan manual oleh manusia seperti pemangkasan cabang/ ranting yang terserang hama.

3. Pengendalian kultur teknis

Merupakan cara pengendalian melalui sistem atau cara bercocok tanam seperti pergiliran tanaman/ rotasi tanaman.

4. Pengendalian dengan varietas

Penggunaan varietas-varietas yang tahan atau toleran terhadap hama.

5. Pengendalian secara hayati

Menggunakan agensi hayati atau musuh alami untuk mengendalikan populasi hama.

6. Penggunaan aturan/ regulasi/ karantina

Pencegahan penyebaran dan penularan hama tanaman melalui kebijakan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti pelarangan pengiraman benih yang telah tertular nematoda ke daerah lain yang belum terserang nematoda.

7. Penggunaan Pestisida

Apabila semua cara pengendalian hama atau OPT sudah dilakukan namun populasi hama masih meningkat maka diperlukan penemprotan untk mengurangi populasi hama sehingga musuh alami dapat mengontrol populasi hama tersebut.

Jadi kita sebagai bangsa yang cerdas kita harus bersikap cerdas juga. Kita harus mengubah kebiasaan buruk yang semula sering menggunakan pestisida sekarang mengurangi penggunaan pestisda atau bahkan tidak menggunakannya. Agar lahan yang kita gunakan untuk bercocok tanam tidak pengalami degradasi atau penurunan kualitas lahan. Mungkin awalnya akan cukup kesulitan karena belum terbiasa dan membutuhkan usaha yang sangat keras namun ingat usaha tidak akan mengingkari hasil. Mungkin tidak dapat dirasakan sekarang bisa saja 5 tahun kedepan atau 10 tahun kedepan tidak ada yang tahu pasti. Namun yang pasti anda semua harus berusaha untuk menjaga kesehatan lahan yang ada miliki agar lahan yang anda miliki dapat terus digunakan untuk bercocok tanam. 

Demikian tentang artikel ini. Semoga bermanfaat

Jangan lupa like, share, dan comment

Thanks for your time, have a nice day. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun