Beras adalah salah satu makanan pokok yang paling penting di dunia, terutama di Asia. Namun, tahukah kamu bahwa perjalanan beras hingga menjadi makanan sehari-hari kita memiliki sejarah yang panjang dan menarik?
Asal Usul Beras
Beras diperkirakan pertama kali dibudidayakan di lembah Sungai Yangtze di Tiongkok sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Dari sana, beras menyebar ke seluruh Asia dan kemudian ke seluruh dunia. Di Indonesia, beras mulai dikenal dan dibudidayakan sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha, dibawa oleh pedagang dari Tiongkok dan India.
Perkembangan di Indonesia
Di Indonesia, beras tidak hanya menjadi makanan pokok tetapi juga bagian penting dari budaya dan tradisi. Bukti bahwa padi sudah dibudidayakan di Indonesia dapat ditemukan dalam relief Candi Borobudur di Magelang. Selain itu, naskah kuno seperti Negarakertagama juga mencatat bahwa padi dibudidayakan secara luas pada masa kekuasaan Majapahit.
Jenis-Jenis Beras
Beras yang kita konsumsi saat ini berbeda dengan beras yang dimakan oleh nenek moyang kita. Pada masa lalu, beras yang dikonsumsi adalah Oryza glaberrima yang berwarna hitam pekat, sementara beras modern yang kita makan sekarang adalah Oryza sativa yang berwarna putih. Perbedaan ini disebabkan oleh teknik pembudidayaan dan pemupukan yang telah berkembang seiring waktu.
Peran dalam Ekosistem dan Budaya
Beras memiliki peran penting dalam ekosistem dan budaya. Selain menjadi sumber makanan utama, beras juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan tradisi. Di banyak daerah di Indonesia, beras dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
Dampak Kurang Baik dari Budidaya Beras
Meskipun beras memiliki banyak manfaat, budidaya beras juga memiliki beberapa dampak negatif. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam pertanian padi dapat mencemari lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, irigasi yang tidak efisien dapat menyebabkan kekurangan air di beberapa daerah.
Dengan memahami sejarah dan dampak dari beras, kita dapat lebih menghargai makanan pokok ini dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga keberlanjutan budidaya padi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H