Maka dari itu, McDonald's menciptakan "self ordering kiosk" yang merupakan sebuah TV besar dengan fitur touch screen yang berfungsi sebagai menu sekaligus untuk melakukan pembelian makanan dan minuman secara mandiri sesuai keinginan para pelanggan. Diikuti juga dengan dihadirkannya "create your taste", yang mana pelanggan McDonald's dapat menyusun dan mengkreasikan kerangka isian hamburger dan sandwich sesuai keinginan mereka mulai dari atas sampai bawah melalui self ordering kiosk yang sama.
Selain itu, McDonald's juga melakukan product localization dengan mengikuti budaya, ciri khas, dan adat istiadat di tiap tiap negara sebagai contoh Indonesia sendiri dimana McDonald's menghadirkan menu menu sesuai selera lokal mulai dari menyediakan nasi, McSatay, McRendang, dan yang paling baru ialah Gulai Crispy Chicken. Lain hal nya dengan McDonald's di India, yang mana disana sapi dianggap sebagai hewan yang suci diikuti dengan kebanyakan orang india adalah vegetarian. Maka dari itu, McDonald's mengganti menu daging-dagingan dengan daging buatan yang terbuat dari sumber nabati.
Namun, dalam menerapkan co-creation baik "self ordering kiosk", "create your taste", dan juga product localization pastinya terdapat proses-proses dan tahapan yang perlu McDonald's jalani terlebih dahulu dalam mengembangkan inovasi produk mereka.Â
Pengembangan produk merupakan sesuatu yang berkaitan dengan co-creation, karena perusahaan memanfaatkan ide ide cemerlang dari para pelanggan guna mengembangkan ataupun memperbaiki produk atau layanan mereka baik yang baru maupun yang lama, sesuai keinginan ataupun kebutuhan para pelanggan.
Pengembangan produk yang sesuai dengan costumer co-creation akan menciptakan hubungan timbal balik yang menguntungkan kedua belah pihak, terutama ketika produk atau layanan mulai dipublikasikan perusahaan. Berikut adalah tiga tahapan yang dilakukan kebanyakan perusahaan termasuk McDonald's dalam pengembangan produk :
1. Penemuan dan Penyaringan Ide
Penemuan ide baru dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan analisis pasar, guna mengetahui apa yang sedang trend ataupun apa yang sedang diinginkan dan dibutuhkan di kalangan para pelanggan. Data hasil analisis nantinya perlu di saring kembali (screening) sebelum diproses ke tahap selanjutnya, guna menghindari beberapa hal seperti biaya produksi berlebih, meminimalisir resiko kegagalan produk, dan memperoleh ide produk atau jasa yang berkualitas dan layak.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini perusahaan perlu mengulas kembali ide yang sudah di screening di tahap pertama guna menentukan Strength (Kelebihan), Weakness (Kekurangan), Opportunities (Peluang), dan juga Threats (Ancaman). Selanjutnya ialah menguji konsep ide tersebut langsung kepada konsumen terutama target pasar baik dengan gambar, video atupun menjalaskan kata-kata yang pastinya harus mudah dimengerti guna mendapatkan feedback yang bermanfaat untuk proses pengembangan produk.