Untuk memperkuat implikasi sosio-psikologis visinya tentang kesatuan dunia, Karsten semakin tertarik dengan tulisan Carl Gustav Jung. Secara khusus, Karsten menulis konsep kolektif, bawah sadar, dan fungsi jiwa dalam merumuskan dunia kontemporer dengan budaya yang berbeda dan visi rasial yang berevolusi menuju kesatuan ideal di masa depan.
Karsten percaya bahwa tatanan moral internal orang Jawa hanya bisa didirikan kembali dengan menghubungkan kembali keberadaan spiritual batin mereka dengan realitas dunia baru.
Karsten menyelesaikannya berdasarkan dua asumsi utama yaitu 1) kelas menengah Jawa yang menjadi Eropa modern terasing dari akar budaya mereka dan 2) gaya Eropa modern diperlukan Jawa untuk menyesuaikan diri dengan konsepsi geologi kepribadian.
Dengan demikian, prinsip-prinsip perencanaan kota yang diterapkan Karsten, tetap tertanam di kota-kota pasca-kolonial dan peraturan resmi negara Indonesia yang baru.
Sebagian besar bangunan yang Karsten dirancang pada tahun 1920 dan 1930-an untuk melayani kebutuhan seperti pasar, rumah sakit, teater, museum, sekolah yang dirayakan sebagai warisan fungsional dan estetika karir dari orang yang peduli tentang masa depan tanah air angkatnya.
Resume jurnal karya Joost Cote yang berjudul Thomas Karsten's Indonesia: Modernity and the End of Europe, 1914-1945
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H