Mohon tunggu...
Jefara Saputra
Jefara Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan dalam perkembangan sosial emosional

20 Januari 2025   08:45 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:45 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas adalah sebanyak 3% - 5% di seluruh dunia

berdasarkan data dari National Institute of Mental Health (NIMH) (KMHO, 2019). Data dari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi gangguan

mental emosional pada penduduk berumur kurang dari atau sama dengan 15 tahun lebih

banyak jumlahnya pada tahun 2018 dibandingkan pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2018).

Artinya prevalensi anak-anak yang memiliki gangguan mental emosional meningkat dari

tahun 2013 hingga tahun 2018 dengan usia 15 tahun yang merupakan usia sekolah. Masalah

gangguan emosi dan perilaku ditemukan pada anak usia sekolah di kota Salatiga pada tahun

2019 sebanyak 53,5% yaitu memiliki masalah dengan teman sebaya (27%) dan permasalahan

emosional (20,7%) (Prihatiningsih & Wijayanti, 2019). Masalah emosi dan perilaku juga

banyak dijumpai pada anak yang terlibat bullying dibandingkan dengan anak-anak yang tidak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun