Mohon tunggu...
Jeff Sinaga
Jeff Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Suka menulis, olahraga dan berpikir

pendidik, ju-jitsan, learn to stay humble and live to give good impact. :-) follow twitter: @Jef7naga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

10 Cara Paling Efektif Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

6 Januari 2017   20:33 Diperbarui: 30 November 2020   17:58 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Selalu Bersiap

Bila ada kenalan atau saudara yang terlibat dalam kekerasan dalam rumah tangga, yakinkan mereka bahwa kita selalu ada untuknya. Dengan begitu sewaktu mereka membutuhkan pertolongan dapat segera dibantu.

7. Laporkan Kepada Lembaga Terkait

Kita harus mengetahui lembaga terkait yang menangani kekerasan dalam rumah tangga seperti Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan. Cari tahu informasi alamat dan nomor yang bisa dihubungi. Agar sewaktu dibutuhkan dapat dengan cepat dilaporkan.

8. Menyodorkan Bantuan

Setiap itikad baik meskipun kecil namun bisa sangat membantu memberikan meringankan dan juga membangun kepercayaan diri korban.

9. Peka Terhadap Sesama

Bila khawatir akan terjadi sesuatu kepada orang terdekat atau tetangga kita, tidak ada salahnya diperhatikan. Salah satu tindakan sederhana adalah menelepon atau mengirim pesan singkat. Dengan begitu kita dapat memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik atau sebaliknya.

10. Dokumentasikan Setiap Kejadian Mencurigakan

Kepo memang tak selamanya salah. Bila merasa tetangga atau teman kita dalam posisi sedang mengalami kekerasa dalam rumah tangga dan terisolasi, tidak ada salahnya untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian yang mencurigakan. Mencatatnya dalam kertas atau memotokannya.

Ingatlah bahwa para pelaku kekerasan sangat lihai dalam memperdayakan korbannya. Korban yang pernah mengalaminya pasti akan sangat tertekan, ketakutan, malu dan bingung. Oleh sebab itu mereka sangat butuh jalan keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun