Siapa yang tidak mengenal spaghetti? Pasta yang berbentuk panjang seperti mie lidi yang berasal dari Italia. Biasanya spaghetti terbuat dari gandum dan dimasak dengan cara direbus kemudian diberi topping. Pemberian topping juga sesuai selera penikmatnya, bisa dicampur dengan saos tomat, serutan keju, daging cincang maupun mayonise. Pada dasarnya spaghetti merupakan makanan pokok di Italia.
Ternyata bukan cuma Italia saja yang punya spaghetti sebagai makanan pokok, Indonesia khususnya tanah Batak pun punya kuliner seperti spaghetti ini. Orang-orang Batak Toba biasa menyebutnya dengan Mie Gomak. Bentuknya mirip spaghetti yang panjang-panjang meski tidak terlalu kenyal, namun rasanya pasti jauh beda. Bedanya ada di campuran rempah pada kuah mie tersebut.
Kalau melihat jenis mie yang ada di kampung opung saya maka warnanya tidak terlalu kuning bahkan agak berbeda dan sedikit lebih besar. Entah apa nama mie yang digunakan. Hanya saja untuk beberapa daerah di Sumut biasanya memakai mie lidi kuning. Mie tersebut direbus persis seperti merebus pasta spaghetti, direbus hingga al dente. Kemudian ditiriskan air rebusannya sembari menunggu persiapan bumbu yang khas lidah orang Toba, karena biasanya Mie Gomak disajikan berkuah panas dengan rasa pedas. Pedasnya juga bukan pedas biasa, karena kuliner yang satu ini pedasnya lebih menggigit dan lebih cetarr membahana. Mau tau rahasianya?
Berdasarkan pengalaman resep yang diperkenalkan keluarga turun temurun maka rempah yang wajib digunakan untuk bahan kuah adalah kemiri, rias, andaliman, cabe, bawang merah putih, kunyit*, merica*, sere*, daun salam*, garam, potongan dadu accimun(jipang) dan irisan bawang pre sebagai pelengkap. Karena berkuah maka bumbu untuk mie gomak harus seharum, sesedap dan sepedas mungkin.
Kemiri yang dihaluskan akan membuat rasa kuah lebih milky and nutty. Sementara rias merupakan bagian dalam berwarna putih batang tumbuhan kincung muda yang bunganya biasa digunakan untuk nyayur. Rias yang dihaluskan akan memberi aroma khas masakan Batak Toba biasanya langsung menggugah selerah makan.
Andaliman merupakan tumbuhan rempah khas Batak Toba berbatang keras dan berduri, berbentuk seperti ketumbar dengan warna hijau bila masih muda, merah kehitam-hitaman bila sudah matang. Andaliman yang dihaluskan bersama dengan cabe rawit akan menghasilkan rasa pedas menggigit dan menggetarkan lidah. Aroma lemon yang khas dari andaliman sangat menggoda nafsu makan dan membuat air liur bermain di mulut.
Sedikit kisah mengenai andaliman. Waktu kecil saya pernah ikut memetik buah andaliman ini di kebun opung (nenek), hanya saja karena pohonnya berduri sangat tajam maka saya harus hati-hati memetiknya. Itulah mungkin salah satu alasannya mengapa andaliman sangat mahal, pernah mencapai 450ribu rupiah perkilo. Maklum saja pohonnya juga jarang, buahnya amat kecil, metiknya juga harus super hati-hati karena berduri, belum lagi permintaan terhadap rempah ini cukup tinggi dikarenakan merupakan rempah wajib pada hampir setiap masakan khas batak toba. Bisa dikatakan andaliman masuk kategori rempah ternikmat sekaligus termahal bagi orang Batak Toba.
Cara penyajiannya taruh sedikit mie di dalam mangkuk/piring lalu tuangkan kuah bumbu yang telah masak tadi (sudah bercampur potongan accimun dan irisan bawang pre). Sangat nikmat bila dimakan panas/hangat, karena perpaduan pedas cabe dan andaliman beradu dengan panasnya kuah beserta mie yang dilahap dalam mulut dapat membuat ketagihan dan lupa diri. Akibatnya keringat bercucuran dan tanpa terasa inguspun meleleh. Kalau ingin campuran lain silahkan, karena khusus di kampung opung saya para warga biasanya memakannya dengan sedikit campuran kelapa gongseng.
Secara literasi batak, gomak berarti memegang/mengambil pakai tangan. Secara kultur, orang Batak Toba kalo makan biasanya pakai tangan. Karena secara adat makan pakai sendok itu tidak sopan apalagi didepan orang yang lebih tua atau para tua-tua adat. Beberapa orang batak toba yang makan pakai tangan juga beralasan kalau pake sendok makannya gak kenyang, jadi lebih puas manggomak pake tangan.
Jadi menurut cerita bapak saya, Mie Gomak ini dimakan dengan tangan berikut bumbunya diaduk-aduk trus dimasukin ke mulut. Sambil makan sambil kepedasan dan ingus pun meler. Tangan yang digunakan untuk makan tadi sesekali digunakan juga untuk menyeka keringat maupun ingus yang keluar tanpa terasa hanya karena nikmatnya memakan mie gomak tersebut.
Seiring dengan waktu teknik memasak Mie Gomak pun sudah berkembang dan berimprovisasi. Sebagian ada yang menambahkan bumbu tertentu seperti santan, merica, bahkan rias diganti dengan kincung, ada juga yang menambahkan potongan daging, udang kecepe dan lainnya. Tidak masalah selama itu sesuai dengan selera si penikmat. Karena selalu ada magic disetiap sentuhan masakan klasik. Saya malah terkadang mengganti mie dengan maccaroni. :) Yang penting 3 bumbu khas tadi jangan hilang; andaliman, rias dan kemiri.
Kalau spaghetti merupakan makanan wajib orang Italia, maka Mie Gomak adalah warisan kuliner khas Toba yang menjadi sarapan wajib orang Batak Toba. Akhirnya kepopuleran Mie Gomak ini merambah keluar tanah Batak seperti Medan dan belahan Provinsi lainnya di Indonesia. Jadi dimana pun ada orang Batak Toba biasanya di situ ada Mie Gomak dengan rasa pedas mengigit dan menggetarkan lidah. Tidak jauh-jauh dari karakter orang batak yang pedas dan darah tinggian.
*optional: pilihan (tidak wajib)
*accimun: sayur jipang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H