Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Antara Diplomasi Santun Petani Karo, Jeruk, dan Beka Buluh

8 Desember 2021   15:41 Diperbarui: 8 Desember 2021   16:11 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Truk Jeruk ke Istana Negara | Sumber : detik.com

Momentum ini mencatat pula bahwa tidak sulit bagi petani untuk diterima di Istana Negara. Istana rakyat yang menerima dengan terbuka bukan hanya untuk pengusaha ternama, bukan hanya pejabat, bukan hanya pesohor dan mereka yang status sosial tinggi namun juga buat para petani! Dan tidak semua orang bisa bermimpi atau bisa menginjakkan kaki di Istana Negara secara nyata.

Sebuah momentum bahwa petani adalah profesi yang dihormati sebagaimana Bung Karno menyebutkan singkatan petani adalah sebagai "penyangga tatanan negara Indonesia." Bukan hanya untuk petani Tanah Karo saja tetapi petani di seluruh nusantara.

Truk Jeruk ke Istana Negara | Sumber : detik.com
Truk Jeruk ke Istana Negara | Sumber : detik.com
Ke depan tantangan bagi masyarakat Karo dengan pertanian jeruk manisnya seharusnya menjawab dengan produksi yang lebih maksimal dan berdaya saing. Jeruk manis karo (bahasa Karo: "rimo") bisa sejajar dan berkompetisi dengan serbuan jeruk luar negeri baik dari China, Taiwan, Tahiland dan produk pertanian negara lainnya. Tidak sampai hanya diterima aspirasi dan euforia tetapi bergerak maju dengan kualitas yang semakin baik.

Peristiwa di atas adalah pelajaran dalam menyikapi kewenangan sesuai hirarki pemerintahan. Adalah sebuah pekerjaan rumah pula bagi setiap pemimpin daerah atas peristiwa ini. Bagaimana punya prioritas dan kepedulian pembangunan dan upaya perbaikan kawasan infrastruktur yang memadai yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Lebih dari pada itu pula adalah bagaimana menimbulkan rasa keberanian rakyatnya untuk menjumpai pemimpin daerah sebagai orang tua tanpa rasa tertolak duluan untuk menyampaikan aspirasi demi kemajuan bersama.  

Akhir catatan ini, semoga petani-petani di Karo bahkan di Indonesia dapat semakin menunjukkan jiwa kesatria, mandiri, ulet, pantang menyerah dan tetap santun. Fokus dengan kekuatannya dan semakin berdaya saing dengan memanfaatkan teknologi berikut pemasaran secara digital. Maju terus petani Indonesia. Terima kasih Pak Presiden, Jokowi...

Selama ada niat baik, di situ selalu ada jalan

Mejuah-juah man banta kerina

Salam Indonesia Maju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun