Sehingga, wisatawan tidak hanya datang untuk berwisata tapi juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan, berkontribusi terhadap pengembangan, dan konservasi budaya.
Bagaimana membuat nilai tambah khususnya menarik wisatawan bukan hanya melihat dan kemudian pulang namun mengupayakan length of stay menjadi lebih lama dengan wisata yang lebih tematik atau menarik minat lewat tiga jenis wisata yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.
Pada konferensi internasional ini dihadirkan pula berbagai pembicara/ahli serta juga praktisi yang telah malang melintang di bidangnya masing-masing yang terbagi ke dalam dua sesi diskusi.
Pada sesi pertama, diisi oleh Ahli Geologi ITB Indyo Pratomo, Ahli Ekowisata IPB Prof. Harini Muntasib, dan Aktivis Lingkungan Annette Horschmann.
Sedangkan pada sesi kedua diisi oleh Fashion Desainer, Athan Siahaan, Praktisi Kuliner Indonesia, Santhi Serad, Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii, USA, Prof. Uli Kozok dan tidak ketinggalan Musisi, Viky Sianipar.
Pada konferensi ini salah seorang pembicara yaitu Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann menyampaikan saran untuk penguatan pengembangan produk pariwisata di Danau Toba diperlukan cable car atau kereta gantung untuk menambah atraksi wisata sebagai salah satu pengalaman baru pengunjung ke kawasan Toba.
Cable car sangat ramah energi, ramah lingkungan. Kereta gantung bisa mengangkat banyak orang ke gunung tanpa menggunakan banyak listrik, karena kerjanya dengan gravitasi. Jadi, kalau kita bisa buat network of cable cars dari Tomok sampai ke Tele sangat luar biasa demikian disampaikannya.
Antusiasme para peserta dalam diskusi cukup berjalan interaktif ditandai dengan para pihak yang hadir secara luring dan daring ini begitu banyak memberikan masukan dan saran yang memperkaya gagasan kepada pemberdayaan DSP Toba kedepannya.
Dimulai dari sejarah terbentuknya Danau Toba, hingga isu lingkungan dan ekowisata yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung menjadi perhatian pemerintah dan seluruh pihak.
Peserta yang hadir secara luring (offline) terdiri atas para tokoh masyarakat, pejabat Dinas Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten.