Letusan Gunung Toba 74.000 tahun lalu telah mengubah dunia. Tidak hanya menyisakan badai debu selama 200 tahun, tetapi juga berupa jejak lapisan abu vulkanik dengan ketebalan bervariasi di Asia Selatan.
Ada yang tebal 15 cm, 6 meter di India, 9 meter di sebagian Malaysia, serta di dasar Samudera Hindia, Laut Arab, dan Laut China Selatan.
Hasil letusan Gunung Toba kini menjadi danau seluas ±1,100 km² dengan Pulau Samosir berada di tengah-tengahnya. Luas pulau tersebut tak kurang dari 650 km² dengan titik tertinggi yaitu ±1,600 mdpl.
Danau Toba yang sejatinya adalah kawah gunung berapi memiliki dasar yang curam dengan titik terdalam ±500 meter.
Keberadaan Danau Toba yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 oleh Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, tanggal 2 Juli 2020.
Kemudian dinobatkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) Toba oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF).
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF tidak henti-hentinya mengupayakan dan memberdayakan wilayah Danau Toba sebagai warisan nenek moyang “Heritage of Toba” yang dapat mendorong secara nyata terhadap peningkatan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Toba sekitarnya.
Tindak lanjut keseriusan pemerintah untuk mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia dan ikon Wonderful Indonesia telah terselenggara “International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity” bertempat di Museum TB. Silalahi Centre, Kabupaten Toba, Rabu 12 Oktober 2021.
Konferensi Internasional yang mengambil tema meningkatkan potensi alam dan keanekaragaman budaya yang diikuti oleh berbagai pihak serta dilaksanakan secara daring dan luring yang menggunakan pentas terbuka serta tetap menjalankan protokol kesehatan di tengah masa pandemi.
Turut hadir pula dari berbagai perwakilan pemerintah dan anggota DPR RI di antaranya dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves Kosmas Harefa.