Patut dan pantas bagi setiap orang dengan maksimal berupaya terbaik di setiap kairos dengan batasan kronos. Menjadikannya sebagai gaya hidup dan karakter setiap orang tanpa memperhitungkan apakah kemudian berdampak lebih baik atau buruk, cepat atau lambat. Contoh perjalanan hidup yang penuh teka-teki yang sulit dipahami oleh manusia adalah bagaimana kehidupan Nabi Yusuf. Penderitaan silih berganti tanpa masa depan namun tetap tekun dengan keikhlasan dan kebaikan hingga berujung keagungan dan kemasyuran menyelamatkan kaum bangsa.
Disamping itu, perlu pula meminta pertimbangan dari orang tua atas setiap keputusan karena telah banyak makan asam garam kehidupan. Mereka pasti punya pertimbangan yang terbaik dari setiap kesempatan yang dihadapi. Mengenal karakter dan tujuan dengan kebiasaan-kebiasan yang kita miliki. Sungguh layak menjadi guru tempat bertanya dalam setiap keputusan yang besar di tengah-tengah kebingungan.
Menyikapi teka-teki waktu dengan pilihan cepat atau lambat harus takluk dengan rasa sabar, syukur dan ketahanan untuk selalu berbuat terbaik dan tidak lupa berserah diri pada semesta. Dengan perjuangan yang terkadang melemahkan jiwa dan batin, sampai hari ini saya pribadi masih terus beranggapan bahwa “Waktu Tuhan pasti yang terbaik” Salam dan tetap semangat!
Medan, 16 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H