Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teka-teki Waktu

16 Juni 2021   21:03 Diperbarui: 18 Juni 2021   10:03 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : ricoveryheart.blogspot.com

Patut dan pantas bagi setiap orang dengan maksimal berupaya terbaik di setiap kairos dengan batasan kronos. Menjadikannya sebagai gaya hidup dan karakter setiap orang tanpa memperhitungkan apakah kemudian berdampak lebih baik atau buruk, cepat atau lambat. Contoh perjalanan hidup yang penuh teka-teki yang sulit dipahami oleh manusia adalah bagaimana kehidupan Nabi Yusuf. Penderitaan silih berganti tanpa masa depan namun tetap tekun dengan keikhlasan dan kebaikan hingga berujung keagungan dan kemasyuran menyelamatkan kaum bangsa.

Disamping itu, perlu pula meminta pertimbangan dari orang tua atas setiap keputusan karena telah banyak makan asam garam kehidupan. Mereka pasti punya pertimbangan yang terbaik dari setiap kesempatan yang dihadapi. Mengenal karakter dan tujuan dengan kebiasaan-kebiasan yang kita miliki. Sungguh layak menjadi guru tempat bertanya dalam setiap keputusan yang besar di tengah-tengah kebingungan.

sumber : ricoveryheart.blogspot.com
sumber : ricoveryheart.blogspot.com
Mungkin saja kairos telah terlewati dan menjadi sebuah penyesalan dan membuat kecewa. Tapi siapa yang bisa memastikan bahwa ini adalah benar-benar kesempatan terakhir bagi saya dan anda meraih mimpi dan cita-cita. Rasa frustasi dan putus asa apalagi menyalahkan sang pemilik waktu adalah kebodohan dan bentuk ketidak dewasaan. Jangan sampai idealisme hanya bersandar pada pengertian diri sendiri sehingga otoritas sang kuasa menjadi diabaikan. Begitu banyak contoh memaksa waktunya Tuhan dan kemudian diberikan dengan cepat namun justru menjadi bencana. Terjadi karena anda dan saya tidak siap untuk limpahan rejeki atau berkat sekalipun. Menimbulkan malapetaka, membuat diri dalam kesombongan dan kedurhakaan.

Menyikapi teka-teki waktu dengan pilihan cepat atau lambat harus takluk dengan rasa sabar, syukur dan ketahanan untuk selalu berbuat terbaik dan tidak lupa berserah diri pada semesta. Dengan perjuangan yang terkadang melemahkan jiwa dan batin, sampai hari ini saya pribadi masih terus beranggapan bahwa Waktu Tuhan pasti yang terbaik” Salam dan tetap semangat!

 Medan, 16 Juni 2021

Jesayas Budiman Surbakti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun