Bila melihat Candi Borobudur ini maka tepatlah kiranya bahwa bangunan maha megah ini adalah bukan hanya tumpukan batu tanpa makna yang diwariskan oleh leluhur dengan seluruh harapan dan doa kejayaan dan kemakmuran terhadap negeri ini.Â
Terlepas dari bangunan yang tepatnya adalah sebuah rumah ibadah maha besar dari penganut agama Buddha, inklusifitas dan eksistensi Candi Borobudur yang berdiri megah dan diyakini pernah menjadi pusat budaya nusantara dan dunia mengingatkan setiap pengunjungnya untuk menghormati Sang Pencipta berikut lingkungannya.
Kesakralan dan spirit candi ini ditandai pula dengan ratusan bahkan mungkin kala itu ribuan relief yang menunjukkan keberadaan seni budaya khususnya kemajuan seni musik yang juga masih terpampang di dinding-dinding Candi yang ditandai dengan instrumen alat musik, yaitu alat musik petik, tiup, pukul, dan membran.Â
Relief-relief ini sebagai bukti sejarah untuk memanggil setiap orang tanpa batas untuk kembali menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat pertunjukan dan persembahan pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.Â
Dan diharapkan pula semangat yang sama bisa diwujudkan lewat pertunjukan seni dan budaya baik secara lokal maupun domestik bahkan pertunjukan kolosal dengan melibatkan pertunjukan dari beberapa negara.
Dalam diam Candi Borobudur dengan kemegahan dan kemisteriannya juga bertutur merdu kepada setiap orang bahwa sejatinya monumen ini bisa menyatukan setiap suku, agama dan ras. Memberikan lantunan keharmonisan antara manusia dan Pencipta, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam dan lingkungan.Â
Bagi kita sebagai anak negeri sudah sepantasnya pula menjaga dan melestarikan cagar budaya negeri bahkan dunia ini untuk tetap indah dan megah. Sepatutunya bila melihat kemegahan Candi Borobudur kita diingatkan bahwa sejarah mencatat bahwa justru Candi Borobudur pernah terlantar dan hampir tenggelam. Kemudian direstorasi dengan begitu menghabiskan energi dan upaya berikut ribuan gulden oleh pemerintah Belanda (milyaran rupiah bila diperhitungkan saat ini). Dilanjutkan pula sumbangan jutaan dollar oleh UNESCO untuk menyempurnakan pemugaran Candi yang telah menuturkan banyak cerita peradaban kehidupan manusia itu sendiri.
Bagaimana dengan kita sebagai pewaris negeri sendiri? Apakah bukti kejayaan negeri dengan lantunan diam Candi Borobudur masih belum menggugah hati?Â