Mohon tunggu...
Jazmeen Arkani
Jazmeen Arkani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa

3 September 2024   14:42 Diperbarui: 3 September 2024   14:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Sejak perpecahan tersebut, Semenanjung Korea mengalami berbagai ketegangan dan konflik yang berkepanjangan. Korea Utara dengan sistem komunisnya sering kali berkonfrontasi dengan Korea Selatan yang lebih terbuka dan demokratis. Keadaan ini menciptakan suasana tidak stabil di kawasan tersebut dan sering kali menarik perhatian serta intervensi dari negara-negara lain. Konflik ini tidak hanya merugikan kedua negara Korea, tetapi juga berdampak pada stabilitas regional dan internasional. 

   Disintegrasi bangsa seperti yang terjadi di Korea menunjukkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Ketika suatu negara terpecah belah, tidak hanya rakyat yang menderita, tetapi juga stabilitas dan kemajuan negara tersebut yang terancam. Oleh karena itu, penting bagi setiap bangsa untuk terus memperkuat persatuan dan mengatasi perbedaan dengan cara yang damai dan konstruktif. 

   Dalam konteks Indonesia, memahami dan mengatasi ancaman disintegrasi bangsa menjadi sangat penting mengingat keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang ada. Upaya untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa harus dilakukan melalui dialog, toleransi, dan penegakan hukum yang adil.

B. Masa Revolusi/Pemberontakan Fisik

   Masa revolusi fisik Indonesia dimulai saat Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) terjadi di Madiun, Jawa Timur, pada September 1948. Pemberontakan ini terjadi oleh karena mereka ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno serta mengubah Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis. 

   Ada juga pemberontakan DI/TII pada 4 tempat berbeda, yaitu Jawa Barat di 1949, Jawa Tengah di 1949, Aceh di 1949, dan Sulawesi Selatan di 1951, dan semuanya terjadi oleh karena kemauan untuk membuat negara yang hanya untuk kaum Islam yang terpisah dari Indonesia. 

   Selain itu, ada pemberontakan Angkatan Perang Rahi Adil (APRA) di Bandung 1950, dan ini adalah satu-satunya pemberontakan yang diselesaikan dengan damai. Pemberontakan APRA terjadi oleh karena ketidaksetujuan Westerling terhadap rencana pembubaran negara federal bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat. Demi mewujudkan keinginannya tersebut, Westerling pun melakukan kudeta dengan menyerang Bandung. 

   Terakhir, ada pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) yang terjadi pada 1950 yang dilatar belakangi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari wilayah negara Republik Indonesia Serikat. Oleh karena itu, tujuan pemberontakan RMS adalah untuk membentuk Maluku merdeka dan membentuk negara sendiri.

   Kebanyakan dari pemberontakan fisik di Indonesia berakhir dengan pemimpinnya terbunuh, meskipun ada yang berhasil melarikan diri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut bisa disimpulkan bahwa mereka hanya terjadi karena perbedaan pemikiran dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil atau tidak mewakili kepentingan kelompok tertentu. Perbedaan ideologi, kepentingan politik, serta ketidakpuasan sosial seringkali menjadi pemicu utama dari berbagai pemberontakan tersebut. Akibatnya, konflik dan kekerasan menjadi cara yang dipilih oleh pihak-pihak yang merasa terpinggirkan untuk menyuarakan ketidakpuasan orang-orang.

C. Masa Demokrasi Liberal

   Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II, ada beberapa pergolakan yang muncul di Sumatra dan Sulawesi dikarenakan ketidakpuasan terhadap alokasi dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat. Hal tersebut memunculkan rasa ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan mereka merasa kesulitan untuk menyampaikan aspirasinya kepada parlemen dalam mengubah kebijakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun