Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin yang bersifat universal. Artinya, misi dan ajaran islam tidak hanya ditunjukan kepada satu kelompok atau Negara(Miharja, 2014)
Islam Nusantara adalah konsep yang menekankan toleransi dan keragaman agama di wilayah Nusantara, yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Konsep ini menggabungkan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dan adat istiadat, serta mempromosikan kerukunan antar umat beragama. Islam Nusantara menekankan prinsip-prinsip toleransi, inklusif, dan saling pengertian antar umat beragama. Penganut Islam Nusantara menghargai perbedaan keyakinan dan memperkuat hubungan antara umat Islam dengan non-Muslim melalui dialog, interaksi positif, dan kerja sama dalam berbagai bidang.
Quraish Shihab, dalam salah satu Kata Pengantar sebuah buku, pernah menyatakan bahwa berdasarkan analisis MB. Hooker, Robert Hefner, John L. Esposito, dan William Liddle, keberadaan Islam di Nusantara bercorak sangat spesifik di mana ekspresinya secara intelektual, kultural, sosial, dan politik bisa jadi, dan kenyataannya memang berbeda dengan ekspresi Islam yang berada di belahan dunia yang lain. Islam Indonesia merupakan perumusan Islam dalam konteks sosio-budaya bangsa yang berbeda dengan pusat-pusat Islam di Timur Tengah. Kenyataan ini bukanlah peristiwa baru, melainkan berlangsung semenjak awal masuknya agama yang diserukan Muhammad ini ke bumi Nusantara. Senada dengan pernyataan Quraish Shihab, Richard Bulliet pernah menyatakan hipotesisnya bahwa, Sekarang waktunya untuk melihat Islam dari jendela Jakarta, Kuala Lumpur, atau Teheran, bukan lagi dari jendela Baghdad, Damaskus, atau Kairo (Luthfi, 2016)
Dalam konsep Islam Nusantara, keragaman budaya memiliki peran yang sangat penting. Islam Nusantara mengakui dan menghormati keberagaman budaya yang ada di wilayah Nusantara, yang mencakup Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Konsep ini memadukan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dan adat istiadat, sehingga menciptakan harmoni antara ajaran agama dan kehidupan budaya setempat.
Berikut adalah beberapa contoh keragaman budaya dalam Islam Nusantara:
Bahasa: Di wilayah Nusantara, terdapat beragam bahasa yang digunakan oleh masyarakat. Dalam Islam Nusantara, ajaran agama disampaikan dalam bahasa setempat, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, atau Bahasa Jawa, dengan tujuan agar pesan agama dapat dipahami oleh masyarakat dengan lebih baik.
Tradisi dan Adat Istiadat: Setiap daerah di Nusantara memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik. Dalam Islam Nusantara, tradisi dan adat istiadat tersebut dihormati dan dipelihara selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Misalnya, dalam perayaan pernikahan, adat-istiadat lokal dapat digabungkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga menciptakan perayaan yang memadukan identitas budaya dan agama.
Seni dan Musik: Seni dan musik merupakan bagian penting dari budaya di Nusantara. Dalam Islam Nusantara, seni dan musik lokal dihargai dan dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang menarik. Misalnya, seni tari atau musik tradisional dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai Islam dan menyebarkan pesan toleransi.
Pakaian Adat: Di Nusantara, terdapat beragam pakaian adat yang memiliki ciri khas masing-masing daerah. Dalam Islam Nusantara, pakaian adat dapat dipertahankan dan dikenakan sebagai bagian dari identitas budaya, asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip kesopanan dalam Islam.
Melalui penggabungan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, Islam Nusantara menciptakan harmoni antara agama dan kehidupan budaya. Konsep ini menekankan pentingnya menghargai dan merayakan keragaman budaya sebagai bentuk ekspresi kekayaan masyarakat di wilayah Nusantara.
Peran Islam Nusantara dalam membangun harmoni adalah sangat penting. Konsep Islam Nusantara menawarkan pendekatan yang inklusif dan toleran terhadap perbedaan agama, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang hidup dalam harmoni dan saling menghormati. peran penting Islam Nusantara dalam membangun harmoni diantaranya adalah:
1. Membangun Kerukunan Antar umat Beragama: Islam Nusantara mempromosikan dialog, komunikasi, dan interaksi positif antara umat beragama yang berbeda. Konsep ini mengajarkan penganutnya untuk hidup dalam kerukunan sosial, saling menghormati dan memahami perbedaan keyakinan agama. Dengan demikian, Islam Nusantara membantu membangun harmoni antara umat beragama dalam masyarakat.
2. Menghargai Keberagaman Budaya dan Adat Istiadat: Islam Nusantara mengakui dan menghormati keberagaman budaya dan adat istiadat di wilayah Nusantara. Dalam konsep ini, penganutnya diarahkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini membantu menciptakan harmoni antara ajaran agama dan kehidupan budaya setempat.
3. Melawan Ekstremisme dan Radikalisme: Islam Nusantara menentang ekstremisme dan radikalisme. Konsep ini mengedepankan pendekatan yang moderat dan menolak kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Dengan menolak ekstremisme, Islam Nusantara berperan penting dalam menjaga stabilitas sosial dan membangun harmoni dalam masyarakat.
4. Pendidikan Toleransi dan Pemahaman Agama yang Benar: Islam Nusantara menekankan pentingnya pendidikan yang mendorong toleransi beragama dan pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam. Pendidikan ini membantu menghilangkan prasangka dan mispersepsi antar umat beragama, serta membangun kesadaran tentang pentingnya hidup dalam harmoni dengan umat beragama lain.
5. Mengedepankan Prinsip Keadilan Sosial: Islam Nusantara menganjurkan penerapan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam masyarakat. Konsep ini mengajarkan penganutnya untuk menghormati hak asasi manusia, merawat lingkungan hidup, dan memperjuangkan kesetaraan gender. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Islam Nusantara berperan dalam membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkelanjutan.
Dengan mempromosikan toleransi, menghargai keberagaman, melawan ekstremisme, dan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan sosial, Islam Nusantara berperan penting dalam membangun harmoni dalam masyarakat. Konsep ini mendorong terciptanya masyarakat yang hidup dalam kesalingan pengertian, saling menghormati, dan berbagi nilai-nilai yang memperkuat persatuan dan kerukunan.
Namun, perlu diingat bahwa Islam Nusantara adalah konsep yang berkembang di wilayah tertentu dan diadopsi oleh sebagian umat Islam di sana. Toleransi beragama tidak hanya terbatas pada Islam Nusantara, tetapi juga ada di berbagai negara dan budaya di seluruh dunia. Penting bagi masyarakat untuk terus mempromosikan toleransi, menghargai perbedaan, dan membangun dialog antaragama untuk mencapai perdamaian dan harmoni dalam masyarakat yang multikultural.
Daftar pustaka
Luthfi, K. M. (2016). Islam Nusantara: Relasi islam dan budaya lokal. SHAHIH: Journal of Islamicate .... http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/shahih/article/view/53
Miharja, D. (2014). Persentuhan Agama Isam dengan Kebudayaan Asli Indonesia. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/97
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H