Mohon tunggu...
Jayanti M. Sagala
Jayanti M. Sagala Mohon Tunggu... Dosen - Performing Arts Studies, Western Classical Music

Music, Arts, Music Phycology, Film, Fashion.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ulasan Pertunjukan Musik Exam Concert UVERS: The Beginners

4 Agustus 2022   17:03 Diperbarui: 4 Agustus 2022   21:32 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Second Exam Concert (Dokumentasi: Prodi. Seni Musik UVERS, 18 Juni 2016)

Ulasan pertunjukan musikal dalam ranah pendidikan dapat dilakukan sebagai suatu tinjauan dan evaluasi terhadap pertunjukan seni yang sifatnya musikal. Hal tersebut bertujuan untuk mengamati serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung dari suatu pertunjukan. Tentunya ulasan dan kritik seni tersebut dilakukan untuk dapat melihat bagaimana perkembangan bentuk penyajian dari produksi pertunjukan musik. Serta bagaimana penyajian suatu karya musik dalam setiap repertoar, sebagai tonggak utama dalam keberlangsungan program pertunjukan apresiasi seni tersebut.

Berikut ulasan dari Pembina Program tersebut sebagai seorang pendidik dan pemerhati musik, mengenai pertunjukan konser pertama dan kedua (first & second exam concert) mahasiswa 2015.

First Exam Concert: "The Beginners"

Konser yang diselenggarakan pada Rabu, 20 Januari 2016 Pukul 19.00 WIB di Auditorium mini R. 101 Universitas Universal adalah konser perdana dan mandiri yang minim fasilitas tapi memiliki kuantitas manusia yang lebih banyak di bandingkan dengan konser yang ke dua, yakni dengan jumlah mahasiswa tersisa 12 orang.  Walaupun bukan jumlah tim produksi ideal, tapi para mahasiswa berhasil membentuk sebuah tim produksi yang solid untuk sebuah pertunjukan perdana. Baik dari susunan acara yang sudah terkonsep dengan 2 sesi pertunjukan, properti visual artistik yang 'Simple but Sweet'. Visual artistik dengan multimedia yang colorful semakin memperkaya stage act tiap performer sekaligus menambah selera penonton ketika menikmati sajian repertoar kategori pemula tersebut.

Repertoar pemula memang diperuntukan di konser perdana ini, sesuai dengan tema konser 'The Beginners'. Penyaji dan penonton yang tergolong masih amatir menjadi alasan utama mengapa tema tersebut dipilih. Dua belas penyajian yang dinikmati penonton sebagian besar termasuk repertoar pemula. Namun ada beberapa repertoar yang sudah termasuk kedalam kategori grade atau level dua. Setiap penyajian Repertoar yang ditampilkan tersebut semata-mata bukan hanya untuk memberi kepuasan kepada pendengarnya. Tetapi lebih kepada aksi uji mental para mediator nya, karena panggung seni musikal berorientasi kepada prinsip dibawah ini:

"Adalah bukan Instrumen yang menjadi 'Media' untuk Seni itu sendiri,

melainkan Manusia" (Jay Sagala, Februari 2016)

 

Konsep sederhana dan rapi sepertinya menjadi penanda konser ini, terlihat dari warna yang menonjol di atas panggung. Hitam dipilih karena merupakan warna yang identik dengan identitas para Musician khususnya Musik Klasik yang berkiblat di Eropa Barat, yakni Perancis sebagai negara tempat dimana Konservatori Musik Klasik pertama di dunia berasal. Identitas ini memang sengaja diperkenalkan dan dilestarikan dalam profesi Musisi melalui wadah akademik. Dengan demikian para calon seniman dan musisi diharapkan mendapatkan pemahaman yang baik ketika mereka mulai beradaptasi di panggung Musik Klasik. Hitam menjadi warna dasar pula untuk mendukung konsep visual artistik dan multimedia tadi. Kostum para performer yang terkesan monoton tadi justru melengkapi dan memperkaya visual artistik dan aksi panggung pemula sederhana tersebut demi untuk memuaskan mata dan telinga penontonnya.

Second Exam Concert: "Classical Romance"

 "Pengalaman adalah Guru Terbaik" sepertinya makna pepatah ini kurang tampak pada pertunjukan Exam Concert 2nd Semester yang diselenggarakan pada Sabtu 18 Juni 2016 Pukul 16.00 WIB di Auditorium Vihara. Bagaimana tidak, jika dilihat dari durasi waktu persiapan yang telah diberikan, proses produksi pertunjukan yang diberikan masih jauh bila dibandingkan dengan konser perdana yang lalu. Padahal konser perdana yang lalu hanya memiliki waktu kurang dari 5 hari saja. Bahkan terciptanya ide program ini terjadi secara spontan. Namun, jika melihat proses produksi konser kali kedua ini masih perlu banyak 'belajar' dan 'mengalami'. Jika kita dapat menilai situasi tersebut lebih jauh, tampaknya ide spontanitas lebih menarik dari sekedar sebuah pengalaman berarti.

'Classical Romance' menjadi tema yang terpilih pada konser kedua ini, mungkin karena pertunjukan kali ini juga dimeriahkan oleh Prodi Seni Tari sebagai prasyarat ujian mata kuliah tertentu mereka. Dalam suatu pertunjukan, sebuah Tema harus dapat disesuaikan dengan pilihan repertoar yang ada, atau sebaliknnya. Tidak hanya itu, bahkan hampir seluruh aspek pertunjukan pun harus dapat merefleksikan dan mengusung tema yang ada. Tema yang dipilih pada konser kedua ini sebenarnya berasal dari dua periode Musik Barat, yakni Era Klasik yang berasal dari abad 18 dan Era Romantik pada abad 19. Namun, kata 'romance' disini tampaknya tidak hanya mengagambarkan periode musik Romantik saja, tapi juga mengambil unsur 'roman atau asmara' yang terlihat jelas pada konsep sajian akhir kolaborasinya. Periode Musik Romantik dapat dibuktikan dengan pilihan repertoar karya Beethoven yakni 'Fur Elise' yang disajikan oleh instrumen Piano. Sedangkan untuk repertoar Klasik terdapat 'Sonatina' karya Muzio Clementi. 'Ave Maria' dan 'Minuet in G' malah merupakan repertoar dari jaman Barok. Secara tema yang diusung, pemilihan repertoar yang ditentukan sudah merupakan titik awal yang baik untuk memulai sebuah pertunjukan Musik Klasik yang sebenarnya. Namun sangat disayangkan, ketidaksiapan para penyaji mengurangi estetik musikal beberapa repertoar tersebut untuk waktu dua semester yang telah mereka miliki dan lalui.

Gedung pertunjukan yang digunakan para penyaji sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan dengan konser yang pertama. Fasilitas tempat dan panggung yang ada rasanya kurang dimanfaatkan untuk memaksimalkan unsur visual artistik yang tidak mereka dapatkan dikonser yang lalu. Layar hitam polos menjadi dasar yang sangat mendukung pemilihan properti latar visual panggung . Hal ini sangat membantu untuk menghidupkan atmosfir panggung melalui penyalaan lighting yang variatif. Karpet merah yang berada diatas dan dibawah panggung serta penutup layar panggung yang berwarna merah semakin mendramatisir tema yang dibawakan. Menghadirkan visual artistik dan nuansa malam 'romance' di waktu terang adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diwujudkan, tetapi mereka berhasil melakukannya, walau dengan properti yang sederhana. Dengan demikian visual artistik romance - minimalis menjadi penanda konser tersebut.

Begitu pun dengan kostum yang mereka kenakan, layak untuk merefleksikan estetik panggung 'romance' yang sesuai dengan tema. Tujuh repertoar mandiri dari prodi Musik dan tiga koreografi dari prodi Tari, serta satu pertunjukan 'Kolaborasi' dengan durasi waktu konser selama satu setengah jam sudah merupakan penyajian ideal untuk sebuah pertunjukan. Namun sayang sekali, sepertinya kemampuan mereka untuk menghidupkan karya -- karya tersebut belum mendapatkan Standing Applause, jika dilihat dari kesiapan latihan, produksi dan mental serta respon penonton kala itu.

Beginilah rupa sebuah hasil dengan proses 'belajar' & 'mengalami' yang seadanya. Apakah kuantitas mempengaruhi kualitas? Pertanyaan inilah yang terlintas dibenak penulis ketika menilik persoalan tersebut. Bagaimanapun program Exam Concert ini tetaplah sebuah 'Proses Studi' bagi mereka yang masih buta terhadap esensi dan eksistensi suatu pertunjukan seni. Alangkah baiknya jika tidak hanya mengukur nilai itu dari 'Standar Profesi' saja, tetapi juga dari 'Standar Proses', yang keduanya pun tidak terlepas dari proses yang biasa kita sebut sebagai 'Pengalaman Belajar'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun