Mohon tunggu...
Jaya Nug Miharja
Jaya Nug Miharja Mohon Tunggu... Aktor - Jaya

Lahir di buton 25 desember 1994

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Kita Menjadi Manusia

18 Desember 2018   15:37 Diperbarui: 18 Desember 2018   16:54 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi wacana lama sejak awal terciptanya manusia, Tuhan sengaja menitipkan akal dan nafsu kepada manusia  dengan harapan menjadikannya sebagai pemimpin (leader) di muka bumi supaya memiliki loyalitas beribadah secara taat kepada-Nya.

Akal dan Nafsu ini seharusnya diseret untuk menopang keimanan seorang hamba agar lebih menjalin kedekatan kepada Tuhan-Nya bukan sebaliknya justru manusia teralienasi (terasingkan) dari Tuhan-Nya.

Belum lagi ketika manusia itu dihadapkan dengan tsunami perkembangan zaman yang ditandai dengan puncak kemajuan teknologi didukung (support) oleh jaminan sarana-prasaran memadai agar seluruh aspek kehidupan manusia terasa lebih nyaman.

Dan sampailah kepada paradigma baru bahwa bagi mereka yang tidak mencoba teknologi seperti komputerisasi, robotisasi maka akan dikenakan fatwa ketinggalan zaman.

Kecanggihan teknologi membuktikan betapa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan hadir ditengan-tengah masyarakat global. Tentunya manusia dituntut agar harus  menggunakan teknologi dengan baik dan benar, disinilah titik manusia merasa membutuhkan perangkat akal dan nafsu sebagai sistem kemudi (power steering) untuk membantu manusia itu menyetir dirinya.

Berbicara tentang teknologi maka Kemudian teringatlah kita tentang filosofi pisau,  jika pisau dipakai untuk mengupas mangga maka orang tersebut dikatakan melakukanya dengan baik dan benar, sesuai fungsi pisaunya. Namun jika digunakan untuk menusuk perut maka  orang tersebut telah menyalahgunakan pisau, yang jelas itu bukan salah pisau tapi salah pengguna pisau.

Kira-kira seperti itu analogi pisau terhadap teknologi bisa memberi dampak positif dan negatif, sesuai kemauan pengguna tersebut.

Bagian lain, ambil contoh pada mereka generasi milenial sebagai mayoritas  penikmat teknologi, ketika mengerjakan tugas kampus, hanya dengan bermodalkan mesin pencari (gogle search)  melalui teknologi internet, maka semuanya akan merasa jadi lebih enteng tetapi disisi lain hal ini bisa menimbulkan kedangkalan akal sehat dan mengurangnya (reduksi) rasa percaya diri.

Karena segala sesuatunya digantungkan pada teknologi, apalagi jika mengerjakan tugas dengan dorongan aktivitas penjiplakan karya orang lain (plagiarisme) melalui media internet, tegas dianggap melanggar hak cipta dan dikenai sangsi pengebirian intelektual.

Positifnya jika kita menerawang dalam segi aspek ekonomi maka kita akan melihat ada pahaman keyakinan (optimisme) bahwa generasi milenial memiliki potensi untuk memilih teknologi sebagai ladang ekonomi.

Misalnya dengan pilihan menjadi seorang penggiat youtube (youtuber) dengan meng-upload hasil kreativitas terbaiknya, tentunya akan memancing ribuan bahkan jutaan orang untuk berlangganan (subscribe) menontonya, pemasangan iklan pada media sosial, dan aktivitas perdagangan media online lainnya yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun