Betapa bahagianya angan-angan yang ingin aku rajut bersamamu.
Betapa sedihnya aku melihatmu tersiksa oleh perbuatan mantan istrimu yang meninggalkanmu, mencurangimu demi pria lain.
Malang sekali nasibmu dan anakmu, terlantar dengan tiap hari makan mie instan.
Aku berharap bisa menggantikan posisinya, bahkan aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik dari dirinya.
Aku merasa sudah sangat cocok denganmu, engkau adalah lelaki idamanku, engkau senantiasa tidur larut untuk mengaji,
Engkau pun mendambakan wanita shalihah tanpa memandang fisiknya asalkan setia.
Aku pun akan setia denganmu.
Tapi kapan engkau akan melingkarkan cincinmu dijari manisku ?
Aku sungguh tak sabar seperti cacing kepanasan.
Tapi pernikahan memang butuh persiapan yang amat sangat matang, aku pun mempersiapkannya,
Tergesa-gesa membuatmu bersikap ceroboh, bersabarlah sedikit... engkau akan merasakan indah pada waktunya.