Mohon tunggu...
Jaya Mulyadi
Jaya Mulyadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelajar

Hobi olahraga, bertani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar dalam Menggerakkan Komunitas Belajar

11 Maret 2023   22:26 Diperbarui: 11 Maret 2023   22:27 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa itu kurikulum?

Kurikulum berasal dari bahasa latin , "curriculae " yaitu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Kata kurikulum diadopsi ke dalam dunia pendidikan berarti jarak atau waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk menyelesaikan pendidikan

Kurikulum perlu disusun karena didalam kurikulum terdapat  bahan belajar, metode belajar yang digunakan dan capaian pembelajaran. Kurikulum sebagai pedoman  akan memandu pengajar dan siswa mencapai tahapan tahapan pembelajaran. Kurikulum haruslah baik dan jelas dan dapat dipertanggug jawabkan secara ilmiah sebelum diberlakukan

Kurikulum di Indonesis  beberapa kali mengalami perubahan  dan pergantian. Perubahan kurikulum dimungkinkan,karena konsep kurikulum yang sifatnya dinamis. Kekurangan diperbaiki dan disempurnakan disesuaikan dengan  perkembangan jaman.

Sejak Indonesia merdeka sudah 11 kali perubahan kurikulum dilakukan,yaitu tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004( KBK), 2006(KTSP), 2013 dan terakhir Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka  dan Merdeka belajar diluncurkan sejak tahun 2022 oleh kemendikbudristek Nadim Makarim. Pelaksanaannya bertahap disesuaikan dengan kesiapan sekolah masing masing dan rencananya tahun pembelajaran 2024/2025 semua sekolah akan menerapkan kurikulum merdeka.

Konsep kurikulum merdeka dan merdeka belajar sebenarnya bukan sesuatu yang baru, jauh sebelumnya Ki Hajar Dewantara salah seorang tokoh pendidikan Indonesia dengan semboyannya Tut Wuri Handayani telah menggagasnya.Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan  adalah upaya kongret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh.

Menurut Nadim Makarim, kurikulum merdeka akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.Di kutip dari kemendikbudristek, Kurikulum merdeka  memberikan keleluasaan kepada  pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar siswa

Karakter dari kurikulum merdeka adalah : 

●Pengembangan soft skill dan karakter proyek penguatan  pelajar Pancasila

●Fokus pada materi esensial,relevan,dan mendalam sehingga banyak waktu untuk membangun kreatifitas dan inovasi para peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi 

●Pembelajaran yang flexibel,memberikan keleluasaan kepada guru  melakukan pembelajaran  yang sesuai dengan  capaian dan perkembangan  masing masing peserta didik

Kita tahu keberhasilan suatu program tidak hanya ditentukan oleh sebuah kebijakan ,alat, atau aplikasi  tetapi hal hal lain,terutama faktor yang menggerakkannya ( guru/ pendidik dan tenaga kependidikan )

Didalam kurikulum merdeka, sekolah, guru/ pendidik diberi kebebasan atau keleluasaan untuk menciptakan pembelajaran berkualitas. Ungkapan itu sederhana  dan mudah diucapkan tapi dalam implementasinya tidak semudah membalikkan tangan, karena untuk sesuatu yang hasilnya berkualitas diperlukan orang orang terlatih dan terampil juga komunitas belajar yang mendukung dalam mengelola suatu program

Untuk itu ada beberapa hal kegiatan yang harus dilakukan untuk transformasi dan menggerakkan komunitas belajar :

1.Dalam mencapai pembelajaran  berkualitas, komunitas belajar  harus dilibatkan secara aktif. Di dalam komunitas tersebut ditempatkan beberapa guru penggerak yang telah mengikuti pelatihan. Sehingga mereka menjadi nara sumber untuk berbagi ilmu  dan pengalaman. 

2.Menjalin hubungan antara komunitas belajar  yang satu dengan kumunitas belajar yang lain untuk sharing pengalaman yang bisa dipraktekkan di komunitas masing masing

3.Pelaksanaan kurikulum Merdeka untuk komunitas belajar ( guru, orang tua dan pemerhati pendidikan ) harus tetap dibangun dan dikomunikasikan. Ada jadwal  kegiatan tetap  atau rutin setiap pertemuan.Dalam pertemuan tersebut  dibahas misalnya mengenai modul ajar (RPP) yang sesuai yang akan diterapkan dengan kemampuan masing masing peserta didik

4.Pemerintah secara berkala mengadakan training untuk guru penggerak baik untuk sekolah negeri /swasta maupun madrasah

5.Membentuk kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran sampai ketingkat desa di seluruh Indonesia

6.Dukungan dari sekolah secara aktif untuk guru yang melaksanakan kurikulum merdeka untuk pembuatan proyek pembelajaran, misalnya untuk alat peraga, alat praktek, wifi  dsb

Ibarat perang, genderang sudah ditabuh.Pro kontra pemberlakuan dan penerapan Kurikulum Merdeka adalah hal wajar karena banyak masyarakat, para pendidik, para pengamat pendidikan belum tahu dan mengenal secara detail karena kurangnya informasi dan sosialsasi

Sebuah program tentu ada kekurangan dan kelebihan. Begitupun dengan kurikulum merdeka,yang kurang diperbaiki dan disempurnakan,yang baik dipertahankan

Mudah mudahan Kurikulum Merdeka dan Merdeka belajar menjadi solusi dan obat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun