Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piala Uber 1975, menyandingkannya.....

15 Januari 2011   23:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minarni/Regina Masli kembali bermain kesetanan untuk melibas HiroeYuki/Mika Ikeda 15-8, 15-11 dan memastikan Piala Uber menetap di Indonesia untuk pertama kalinya (Indonesia-Jepang  4-2).

Pertandingan terakhir malam itu adalah pertandingan ulang final All England Imelda Wiguna/Theresia Widiastuti melawan Etsuko Takenaka/Machiko Aizawa. Pasangan Jepang itu hanya tampil dengan form terbaiknya di set pertama.Di set kedua, mereka tampil buruk, entah karena kelelahan atau merasa pertandingan tidak lagi menentukan. Imelda/Tuti menang 17-14,15-0. (Indonesia-Jepang  5-2).

Indonesia benar-benar berada dipuncak dunia bulutangkis.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Thomas dan Piala Uber berhasil disandingkan di satu negara. Indonesia! (China baru berhasil menyandingkannya 1986, justru di Istora Senayan!)

Bergabungnya China

Setelah ini, Indonesia masih 2 kali bertemu Jepang di final Piala Uber. Tahun 1978 Jepang menundukkan Indonesia 5-2 di Auckland NZ dan1981 sekali lagi Indonesia takluk 6-1 di Tokyo. Total 5 kali pertemuan Indonesia-Jepang di final Piala Uber sejak 1969 sampai 1981 hanya sekali dimenangi Indonesia.

Bergabungnya China dalam IBF (sekarang BWF) merubah peta kekuatan di Piala Uber. Jepang tidak mampu me-regenerasi pemainnya, segera tenggelam oleh China dan Korea. Sejak 1984 Jepang bahkan tidak lagi mampu menembus final.

Indonesia bernasib lebih baik. Di era kejayaan Susi Susanti dan Mia Audina, Indonesia mampu merebut kembali Piala Uber dan menjungkalkan China 2 kali. Di Jakarta 1994 dengan skor tipis 3-2 dan di Hongkong 1996 dengan skor lebih telak 4-1.

Dimanakah mereka sekarang?

Sebagai penutup, saya ingin sekadar me-review keberadaan pahlawan bulutangkis putri kita itu, sekarang ini. Sudah pantaskah apa yang kita berikan sebagai ganti perjuangan habis2an mereka di lapangan untuk membela bangsa?  Tidak semua nama pemain bisa ditelusuri, jadi tidak semua bisa disebutkan di sini.

Minarni Sudaryanto yang paling senior, kelahiran Pasuruan, Mei 1944, seusai mengundurkan diri sebagai pemain masih berkecimpung di dunia bulutangkis sebagai pelatih. Tutup usia pada 2003 di RSPP Jakarta karena komplikasi paru-paru dan lever.

Imelda Wiguna yang lahir di Slawi Oktober1951, menikah dengan pengusaha Ferry H. Kurniawan. Usai mengundurkan diri 1986 sempat bekerja di sebuah Bank Swasta, kemudian beberapa saat aktif di Pelatnas sebagai pelatih dan komentator televisi. Terakhir tercatat sebagai Penginjil dan pemilik klub bulutangkis di Bandung. Pengabdian yang berkelanjutan untuk generasi muda.

Utami Dewi, kelahiran Surabaya 1951, tunggal Utama Indonesia saat itu (adik Rudy Hartono yang juara All England 8 kali itu), di tahun1978 menikah dengan pebulutangkis Amerika Serikat, juara US Open 6 kali, John Christopher Kinard dan hijrah ke AS. Sebagai Utami Dewi-Kinard, pernah menjuarai US Open 1981 dan memperkuat tim Piala Uber AS di tahun yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun