Tunggal Utama mereka Tan Aik Huang adalah juara All England 1966, dan finalis 1967 (kalah di final dari Erland Kops-Denmark). Ganda Utama mereka Ng Boon Bee/Tan Yee Khan adalah juara All England 1966 dan 1967 (All England waktu itu dianggap Kejuaraan Dunia tak resmi). Ditambah dengan Tunggal Kedua yang lagi 'moncer' Yew Cheng Hoe (24 thn).
Dengan demikian tidak ada orang waras yang tidak mengunggulkan Malaysia.
B. Pertandingan Itu.
Pertandingan Final ini berlangsung di Istora Senayan, dalam 2 hari (9-10 Juni 1967)
Hari Pertama mempertandingkan 4 partai (2 tunggal dan 2 ganda). Hari Kedua 5 partai (2 tunggal dan 2 ganda disilang, ditambah tunggal ketiga). Syarat lain adalah minimal 1 orang pemain tunggal harus merangkap sebagai pemain ganda.
Partai pembuka adalah tunggal utama Indonesia Ferry Sonneville, kalah kecepatan oleh tunggal kedua Malaysia, Yew Cheng Hoe dan kalah dengan cukup mudah 9-15, 7-15. (Malaysia pecah telor, 0-1).
Remaja berusia 18 tahun kurang 2 bulan yang pada malam itu resmi bernama Rudy Hartono Kurniawan, tunggal kedua Indonesia, tampil pada partai kedua melawan Tan Aik Huang. Seakan ingin menunjukkan bahwa gelar Juara Seleksi Nasional yang didapatkannya bukan karena kebetulan apalagi karbitan, Rudy mencecar Tan dengan 'overhead smash'nya yang terkenal itu. (Ketika itu bila pemain bertangan kanan menerima lob di arah kirinya, biasanya diambil dengan pukulan backhand, berupa dropshot atau lob serang. Tapi Rudy mengambilnya dengan forehand smash. Badannya meliuk, indah namun amat mematikan!). Â Ditambah dengan footworknya yang sempurna mengcover lapangan, seolah dia sedang menari balet. Â Tan Aik Huang yang lebih berpengalaman dan juara All England itu tidak sempat berkembang dan kalah mudah 15-6,15-8. (Indonesia pecah telor 1-1).
Partai Ketiga adalah pertandingan menarik. Muljadi pemain spesialis tunggal, dipasangkan dengan Agus Susanto, kelihatan belum padu sehingga set ke1 kalah mudah 2-15 oleh Tan Aik Huang/Teh Kew San. Set ke 2 ternyata pasangan Indonesia memberikan perlawanan keras dan menang 18-15. Â Karena tidak beruntung saja set ketiga bisa dimenangi ganda Malaysia, 12- 15 Â (Indonesia ketinggalan 1-2).
Partai Keempat, sekaligus penutup pertandingan malam itu, pemain ganda peringkat 1 dunia Malaysia Ng Boon Bee/Tan Yee Khan tidak menemui kesulitan berarti dalam menundukkan veteran Indonesia Darmawan Saputra/Unang AP, 15-6, 15-7. Â (Malaysia unggul 1-3).
Penonton masih tertib (sekali lagi, apalagi untuk ukuran sekarang!), meskipun demikian Herbert Scheele beberapa kali berdiri, berjalan2 yang dianggap 'overacting' oleh penonton.
Rasanya sisa malam itu seluruh rakyat Indonesia tidak nyenyak tidur. Olahraga kebanggaan Indonesia, di kandang sendiri, harus ketinggalan 1-3. Â Bagaimana besok?
C. Peristiwa Itu.