Mereka bertiga terlihat saling menghormati dan tidak saling menikam meski terlihat Syahrir yang paling frontal menentang pemikiran Bung Karno. namun, ada beberapa pernyataan yang harus kita teladani dari syahrir, bahwa yang dibenci dari Soekarno bukan dari visi dan pemikiran politiknya, tapi lebih kepada karakter Bung Karno yang dianggapnya agitatif dan narsistik. Tokh, pada akhirnya, saat pembacaan teks Proklamasi, semua itu terlihat cair. Mereka menunjukkan kedewasaan berpolitik yang tiada taranya yaitu kepentingan bangsa adalah segala-galanya ! Dan sungguh, adegan ini membuatku merinding, karena benar-benar digambarkan secara baik sehingga membuat kita terhanyut dan seakan-akan menjadi saksi hidup detik-detik proklamasi itu.
Film ini, diluar dari beberapa hal yang menggangguku tadi rasanya sangat baik dan perlu ditonton karena berisi pengajaran tentang bagaimana seharusnya kita bangga dan mampu membangkitkan kemuliaan bangsa serta negara tercinta ini !
Sayangnya, film ini untuk sementara ditarik dari peredaran....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H