Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta, 16 Okt 1976...Penulis buku Motivasi RAHASIA NEKAT, penulis rubrik KETOPRAK POLITIK di Sisipan Satpol (Satire Politik) surat kabar Harian TERBIT setiap hari senin, Penulis Skenario sitkom KOST BUNTU di TVRI

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Soekarno, Sosok Pemimpin yang (Masih) Dibutuhkan Bangsa Ini

12 Desember 2013   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini film yang paling kunantikan sejak lama, apalagi dibesut oleh Sutradara yang banyak kukagumi karya serta keberaniannya dalam berkarya. Ijinkan aku menyampaikan sebuah "resensi" versiku setelah menontonnya malam tadi saat pertunjukan terakhir.

Sengaja aku memilih pertunjukan terakhir karena ingin benar-benar menikmati film dikeheningan, ternyata, dugaanku salah. Gedung bioskop teater 4 seketika dipenuhi banyak orang. Dan saat film mulai diputar kuperhatikan deretan "A" sampai "G" seluruhnya terisi. Berarti pengunjung berjumlah sekitar 130 orang, dahsyat ! mengingat ini adalah tayangan perdana, dan ini film Indonesia yang selama ini hanya dipenuhi cercaan !

Saat pertama film diputar, ada hal yang membuatku terkejut, karena ada permintaan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bangkit dari kursi. Aku sempat terkesima, dan memperhatikan 4 orang berdiri spontan, hingga aku pun pun akhirnya berdiri. Kulirik bangku yang lain, tak satupun bergeming, dan aku pun menyanyikan lagu dengan keras dan penuh semangat. Ajaib, perlahan, satu persatu semua bangkit ! Benar-benar film yang menggugah jiwa nasionalisme !

Dan film pun mulai bercerita, disinilah aku sempat mengernyitkan dahi di adegan Teaser (pembuka) film ini. Mengapa harus ada adegan yang membuat persepsi bahwa Komunisme itu begitu penting dalam sejarah bangsa ?? Ya, film ini dibuka dengan ditangkapnya Soekarno di rumah aktifis "kiri" bernama Soejoedi (Budiman Sudjatmiko). Shot demi shot diurai dengan menunjukkan ikon komunisme seperti buku-buku karya Lenin dan tulisan di tembok yang menunjukan kefanatikan terhadap ajaran komunisme ! Apakah Hanung Bramantyo sengaja ingin memaparkan bahwa komunisme adalah akar bangkitnya perjuangan di Indonesia ?? mengapa tidak adegan antara HOS Tjokroaminoto dengan Soekarno dan Kartosuwiryo saja (misalnya) yang dijadikan teaser ? padahal sudah jelas, akar perjuangan bangsa ini bangkit dari jiwa-jiwa revolusioner beliau yang notabene adalah tokoh pergerakan Islam nomor wahid .

Di adegan-adegan berikutnya baru mulai diurai, bahwa sesungguhnya Soekarno sangat mengagumi gurunya, HOS Tjokroaminoto. Soekarno muda dan kartosuwiryo berada dalam satu andong diberikan petuah kepemimpinan oleh beliau, menarik. Dan selanjutnya diperlihatkan darimana sesungguhnya cikal bakal kemampuan Bung Karno dalam berpidato yang dengan jelas digambarkan bahwa Soekarno sangat ingin mengikuti jejak gurunya itu !

Hal yang menggambarkan masa pembentukan jati diri itu diperkuat saat Soekarno muda menaksir gadis belanda bernama, Mien. Ada suatu dialog yang mungkin bisa mengunci pikiran kita terhadap teaser diatas. (Di adegan ini aku juga sempat terganggu karena seolah-olah Hanung mengkampanyekan "Free sex" yaitu dengan adegan Soekarno dan Mien ingin berciuman tapi dihentikan dengan lemparan sendal bapaknya ! Benar-benar adegan yang menyiratkan Subliminal message, sebuah pesan dari agenda tersembunyi. Semoga dugaanku salah !)

"Soekarno, apakah kamu seorang marxis ?"

"Bukan, aku bukan seorang Marxis..." Jawabnya yang kemudian disambung dengan kalimat penjelasan lain.

Dan cerita pun terus bergulir dengan menunjukkan sisi kharismatik seorang Soekarno (Ario Bayu), mulai dari caranya berpidato hingga kharismanya yang mampu mengikat lawan jenis ! Bahkan gulirannya terus dipertajam saat Soekarno mulai tertarik dengan muridnya yang cantik dan pintar, yaitu Fatmawati (Tika Bravani).

Digambarkan bahwa Soekarno telah jatuh hati pada pandangan pertama. Dan diperkuat di adegan selanjutnya yang akhirnya membuat Soekarno kasmaran dan bertengkar hebat dengan istrinya, Inggit Garnasih (Maudy Kusnaedi) bahkan hingga bercerai. Hal ini rupanya sedikit mempengaruhi kehidupan berpolitik Bung Karno.

Di film ini, kita juga akan memahami fakta sejarah, bahwa perbedaan pandangan serta karakter kepemimpinan itu bukan masalah besar ! Kita dapat melihat beberapa adegan yang menggambarkan bahwa Bung Karno, Bung Hatta (Lukman Sardi) dan Bung Syahrir (Tanta Ginting) adalah tokoh-tokoh yang memiliki cara pandang bernegara yang berbeda namun mereka sama-sama memiliki semangat kebangsaan, yaitu mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Sebuah kemerdekaan yang akan mengawali kesejahteraan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Mereka bertiga terlihat saling menghormati dan tidak saling menikam meski terlihat Syahrir yang paling frontal menentang pemikiran Bung Karno. namun, ada beberapa pernyataan yang harus kita teladani dari syahrir, bahwa yang dibenci dari Soekarno bukan dari visi dan pemikiran politiknya, tapi lebih kepada karakter Bung Karno yang dianggapnya agitatif dan narsistik. Tokh, pada akhirnya, saat pembacaan teks Proklamasi, semua itu terlihat cair. Mereka menunjukkan kedewasaan berpolitik yang tiada taranya yaitu kepentingan bangsa adalah segala-galanya ! Dan sungguh, adegan ini membuatku merinding, karena benar-benar digambarkan secara baik sehingga membuat kita terhanyut dan seakan-akan menjadi saksi hidup detik-detik proklamasi itu.

Film ini, diluar dari beberapa hal yang menggangguku tadi rasanya sangat baik dan perlu ditonton karena berisi pengajaran tentang bagaimana seharusnya kita bangga dan mampu membangkitkan kemuliaan bangsa serta negara tercinta ini !

Sayangnya, film ini untuk sementara ditarik dari peredaran....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun