Kehidupan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga harus dapat merespon dari kepenting-kepentingan bangsa dan negara. Tata cara dalam berpolitik juga harus meletakkan kepentingan politik diatas kepentingan bangsa, sehingga menghasilkan suasana politik yang santun dan saling merangkul semua eleman bangsa.Â
Hal yang harus menjadi pusat pemikiran dalam melakukan tindakan politik adalah segala upaya mulai dari pola pikir dan pola tindak hanyalah untuk kepentingan bangsa.
Kehidupan berpolitik memang memberikan ruang bagi siapa saja untuk memiliki alasan-alasan apapun pokok persoalannya. Tetapi yang harus dijadikan fokus perhatian bahwa kehidupan politik itu juga harus dapat membawa perubahan ke arah perbaikan melalui program pembangunan untuk mewujudkan cita-cita dalam kesejahteraan yang berkeadilan dan keadilan yang sejahtera bangsi seluruh elemen bangsa, bukan untuk pribadi dan golongan.
Banyak hal yang menjadi tontonan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang tidak mencerminkan suasana kebangsaan yang baik.Â
Perebutan kekuasaan menjadi hal yang utama untuk dapat mengatur dan memanajemen sumber daya alam dan sumber daya manusia yang menjadi kekusaan negara, yang sesungguhnya hanya sebuah kamuflase yang disuguhkan kepada masyarakat seolah-oleh santun dalam prinsip politiknya.
Tidak sedikit tontonan yng disuguhkan oleh para tokoh masyarakat dan tokoh bangsa, ketika masih berstatus calon, apapun upaya dilakukan demi memperoleh sebuah Citra, dan setelah berubah statusnya maka apapun akan dilakukan untuk mengembalikan modal ketika masih berstatus sebagai calon. Pertanyaannya kalau semua konstituen melakukan hal yang sama bagaimana nasib bangsa Indonesia ini ke depan?
Perilaku-perilaku korupsi, nepotisme dan kolusi masih selalu menjadi beban bangsa dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Setiap pergantian pimpinan baik di tingkat lokal maupun nasional masih selalu menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan sampai saat ini.Â
Kalau kejadian ini terus berlangsung, maka permasalahan bangsa tidak akan dapat diselesaikan, sehingga permasalahan tidak pernah berakhir di kisaran suksesi kepemimpinan.
Kesempatan dan kemampuan membangun tidak akan pernah terwujud, karena permasalahan tidak dapat diuraikan menjadi simpul-simpul prestasi yang dapat memajukan dan mengharumkan kehidupan bangsa dan negara.Â
Selain itu banyak energy yang semestinya dapat dialokasikan ke dalam pembangunan tetapi digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat menurut pandangan umum, seperti eforia demokrasi dan eforia suksesi kepemimpinan. Dan tidak jarang yang menggunakan identitas dalam memaknai politiknya, sehingga rawan terhadap perpecahan bangsa (disintegrasi).
Indonesia merupakan negara yang memiliki keuntungan geografis sehingga menjadi pusat perlintasan dari berbagai penjuru sekaligus sebagai rujukan dunia dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.Â