Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cahaya di Kota Kuno

4 Juni 2024   17:36 Diperbarui: 4 Juni 2024   17:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di suatu tempat di Timur Tengah, tersembunyi di bawah pasir dan debu waktu, terdapat kota kuno bernama Petra. Petra, yang berarti "batu" dalam bahasa Yunani, adalah sebuah kota yang dipahat langsung dari tebing batu pasir merah di Yordania. Kota ini tidak hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena sejarah dan teknologi canggih yang pernah dimiliki oleh penduduknya.

Sejarah dan Penemuan

Petra dibangun oleh suku Nabatean sekitar tahun 312 SM. Nabatean adalah suku Arab yang dikenal karena kemampuan luar biasa mereka dalam mengelola air di lingkungan yang keras. Kota ini terletak di lembah sempit dengan akses utama melalui sebuah celah sempit yang dikenal sebagai Siq, yang panjangnya lebih dari 1 kilometer dan lebarnya hanya sekitar 3-12 meter. Siq berfungsi sebagai pintu gerbang yang melindungi kota dari invasi sekaligus memberikan efek dramatis bagi pengunjung yang memasuki Petra.

Teknologi Air yang Luar Biasa

Salah satu hal yang paling mengesankan tentang Petra adalah sistem pengelolaan airnya. Di daerah yang sangat kering, Nabatean berhasil membangun sistem saluran air, tangki, dan waduk yang rumit untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan air. Mereka menggunakan teknik yang disebut "qanat"---saluran air bawah tanah yang membawa air dari sumber yang jauh ke kota. Selain itu, mereka juga membangun teras-teras pertanian yang diirigasi untuk menanam tanaman di lereng bukit.

Penemuan ini tidak hanya menunjukkan kecerdikan Nabatean dalam bertahan hidup di gurun, tetapi juga kemampuan mereka untuk menciptakan sebuah oasis yang makmur di tengah padang pasir.

Keajaiban Arsitektur

Salah satu eajaiban arsitektur Petra yang paling terkenal adalah Al-Khazneh, atau "Harta Karun," yang sebenarnya adalah sebuah makam kerajaan yang dipahat dari tebing batu pasir merah. Al-Khazneh berdiri setinggi hampir 40 meter dan memiliki fasad yang sangat rumit dengan kolom-kolom Korintus, patung-patung, dan relief yang indah.

Selain Al-Khazneh, terdapat lebih dari 800 monumen yang terdaftar di Petra, termasuk makam, kuil, dan tempat pemujaan. Arsitektur Petra menunjukkan pengaruh Yunani, Romawi, dan Mesir, yang mencerminkan statusnya sebagai pusat perdagangan internasional.

Pusat Perdagangan yang Makmur

Petra terletak di persimpangan beberapa rute perdagangan penting yang menghubungkan Timur dan Barat. Sebagai pusat perdagangan, Petra makmur dari pajak dan tarif yang dikenakan pada barang-barang yang melewati kota, termasuk rempah-rempah, sutra, dan barang-barang mewah lainnya. Kota ini menjadi pusat budaya dan perdagangan yang kosmopolitan, di mana berbagai kebudayaan dan agama bertemu dan berbaur.

Keberlanjutan dan Kejatuhan

Meskipun Petra sangat makmur selama berabad-abad, kota ini akhirnya mengalami kemunduran. Pada abad ke-3 Masehi, rute perdagangan utama mulai bergeser, yang mengurangi kepentingan ekonomi Petra. Selain itu, gempa bumi besar pada abad ke-4 dan ke-6 merusak banyak infrastruktur kota, termasuk sistem pengelolaan airnya. Pada abad ke-7, Petra ditinggalkan dan terlupakan oleh dunia luar.

Penemuan Kembali dan Warisan

Petra ditemukan kembali oleh dunia Barat pada tahun 1812 oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt. Sejak itu, Petra telah menjadi fokus penelitian arkeologi dan menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1985.

Petra terus memukau pengunjung dari seluruh dunia dengan keindahan dan sejarahnya. Keajaiban arsitektur dan inovasi teknologi air yang dilakukan oleh Nabatean tetap menjadi sumber inspirasi dan kekaguman. Petra bukan hanya bukti kebesaran masa lalu, tetapi juga pengingat akan kemampuan manusia untuk beradaptasi dan menciptakan keajaiban bahkan di lingkungan yang paling keras sekalipun.

Statistik dan Fakta Menarik

1. Ukuran dan Lokasi: Petra mencakup area seluas sekitar 264 km dan terletak di lembah Wadi Musa, Yordania.

2. Pengunjung: Sebelum pandemi COVID-19, Petra menerima lebih dari satu juta pengunjung per tahun, menjadikannya salah satu tujuan wisata paling populer di Timur Tengah

3. Monumen: Terdapat lebih dari 800 monumen yang diidentifikasi di Petra, termasuk makam, kuil, tempat pemujaan, dan waduk.

4. Sistem Air: Sistem pengelolaan air Petra mampu menampung dan mendistribusikan hingga 12 juta galon air per hari, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kota yang besar dan pertanian di sekitarnya.

5. Pengaruh Budaya: Arsitektur Petra menunjukkan pengaruh budaya dari Yunani, Romawi, Mesir, dan Timur Dekat, mencerminkan keragaman dan kekayaan budaya kota ini sebagai pusat perdagangan internasional.

Petra, dngan segala keajaibannya, adalah bukti dari kreativitas dan ketekunan manusia. Kota ini terus menginspirasi peneliti dan wisatawan dengan keindahan dan misteri yang menyelimutinya, menjaga warisan Nabatean tetap hidup di hati dan pikiran kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun