Keberlanjutan dan Kejatuhan
Meskipun Petra sangat makmur selama berabad-abad, kota ini akhirnya mengalami kemunduran. Pada abad ke-3 Masehi, rute perdagangan utama mulai bergeser, yang mengurangi kepentingan ekonomi Petra. Selain itu, gempa bumi besar pada abad ke-4 dan ke-6 merusak banyak infrastruktur kota, termasuk sistem pengelolaan airnya. Pada abad ke-7, Petra ditinggalkan dan terlupakan oleh dunia luar.
Penemuan Kembali dan Warisan
Petra ditemukan kembali oleh dunia Barat pada tahun 1812 oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt. Sejak itu, Petra telah menjadi fokus penelitian arkeologi dan menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1985.
Petra terus memukau pengunjung dari seluruh dunia dengan keindahan dan sejarahnya. Keajaiban arsitektur dan inovasi teknologi air yang dilakukan oleh Nabatean tetap menjadi sumber inspirasi dan kekaguman. Petra bukan hanya bukti kebesaran masa lalu, tetapi juga pengingat akan kemampuan manusia untuk beradaptasi dan menciptakan keajaiban bahkan di lingkungan yang paling keras sekalipun.
Statistik dan Fakta Menarik
1. Ukuran dan Lokasi: Petra mencakup area seluas sekitar 264 km dan terletak di lembah Wadi Musa, Yordania.
2. Pengunjung: Sebelum pandemi COVID-19, Petra menerima lebih dari satu juta pengunjung per tahun, menjadikannya salah satu tujuan wisata paling populer di Timur Tengah
3. Monumen: Terdapat lebih dari 800 monumen yang diidentifikasi di Petra, termasuk makam, kuil, tempat pemujaan, dan waduk.
4. Sistem Air: Sistem pengelolaan air Petra mampu menampung dan mendistribusikan hingga 12 juta galon air per hari, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kota yang besar dan pertanian di sekitarnya.
5. Pengaruh Budaya: Arsitektur Petra menunjukkan pengaruh budaya dari Yunani, Romawi, Mesir, dan Timur Dekat, mencerminkan keragaman dan kekayaan budaya kota ini sebagai pusat perdagangan internasional.