Di bawah naungan tenda yang sederhana, Â
Kita berlindung dari derasnya hujan dan panas terik, Â
Di tengah alam yang bebas dan penuh pesona, Â
Tenda menjadi rumah sementara yang hangat dan akrab.
Dindingnya mungkin tipis, tapi hatinya kokoh, Â
Menjaga kita dari dingin malam yang merasuk, Â
Menyatukan kita dalam kehangatan, Â
Di saat bintang-bintang menghiasi langit malam.
Di dalam tenda, cerita-cerita pun mengalir, Â
Menghapus lelah dari perjalanan panjang, Â
Tawa dan canda bergema dalam gelap, Â
Menghantar kita ke dalam mimpi yang damai.
Ketika pagi menjelang, sinar matahari masuk perlahan, Â
Membangunkan kita dengan lembut, Â
Tenda yang tadinya sunyi kini berwarna, Â
Mengundang semangat baru untuk melanjutkan langkah.
Di luar tenda, alam menunggu dengan segala keindahannya, Â
Gunung-gunung menjulang, sungai yang mengalir deras, Â
Namun di dalam tenda, kita menemukan ketenangan, Â
Oase kecil di tengah luasnya dunia.
Saat senja mulai datang, dan hari beranjak malam, Â
Kita kembali ke tenda, tempat perlindungan dari gelap, Â
Di sana kita kembali menemukan kenyamanan, Â
Seperti pulang ke pangkuan rumah yang hangat.
Tenda ini mungkin hanya sementara, Â
Namun kenangan di dalamnya abadi selamanya, Â
Di bawah naungan tenda, kita belajar arti kebersamaan, Â
Dan menemukan kekuatan dalam kesederhanaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H