Di tepi langit, senja merajut asmara, Â
Merah jingga, lukisan Tuhan yang sempurna. Â
Di bawah sinar yang perlahan luntur, Â
Kita berdiri, tangan dalam tangan, hati dalam doa.
Angin sepoi membawa cerita dari masa lalu, Â
Berbisik tentang hari-hari ketika cinta kita baru. Â
Kini, lembar demi lembar waktu telah kita lipat, Â
Memori indah, dalam buku hati tercatat.
Engkau, sajak yang selalu ingin ku baca, Â
Tiap kata penuh makna, tiap jeda penuh rasa. Â
Aku, pena yang tak henti menggores tinta, Â
Menulis tiap detik, denganmu, dunia terasa indah.
Senja ini saksi bisu, janji yang kita ukir, Â
Di langit, di bumi, di angkasa yang tak terhingga. Â
Dalam dekap senja, kita simpan mimpi, Â
Bersama, selamanya, di dalam syair hati kita sendiri.
Ketika nanti malam datang menggantikan senja, Â
Dan bintang-bintang mulai bertaburan di atas sana, Â
Kisah kita, syair kita, akan terus abadi, Â
Seperti cinta yang selalu kita rajut, tiap saat, tiap kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H