Tiap sapuan kuasnya adalah nafas, Â
Yang memadukan angin dan uap, Â
Membentuk bentuk-bentuk yang hanya bisa dibayangkan, Â
Awan yang bergulung, berarak, berpilin, Â
Seolah-olah alam itu sendiri adalah galerinya.
Pada hari-hari ketika langit tampak muram, Â
Pelukis itu tak pernah berhenti, Â
Dia menggambar kesedihan dengan hujan, Â
Memberikan dunia air mata langit yang menyegarkan, Â
Sebuah pengingat bahwa setiap emosi memiliki keindahannya.
Dan saat matahari terbenam, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!