Mohon tunggu...
Jesslyn Alvina
Jesslyn Alvina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Kita Bisa Menyaingi Atlet Maraton?

25 Oktober 2017   06:22 Diperbarui: 25 Oktober 2017   06:39 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kembali lagi bersama saya. Pada kali ini, saya akan membahas mengenai kemampuan berlari seseorang, khususnya orang awam, apakah bisa memiliki kemampuan yang sama dengan para atlet?

Gen yang ada dalam suatu manusia memiliki peran, apa itu perannya? Yaitu dapat memiliki dampak pada kemampuan secara fisik. Hal tersebut memperkuat gagasan bahwa potensi individu untuk menjalankan kinerjanya dapat ditentukan pada saat lahir. Seorang pelari bisa saja memiliki suatu gen yang berbeda, dari sini si pelari memiliki bakat bawaan untuk berlari dan akan lebih unggul dibanding atlet/ orang lain yang memiliki susunan  genetik yang kurang optimal.

Penelitian telah mengungkapkan bahwa susunan genetik individu memiliki efek signifikan pada karakteristik fisik, termasuk ukuran dan bentuk tubuh. Meskipun ada banyak pengecualian terhadap peraturan tersebut, pelari jarak jauh cenderung bertubuh lebih pendek dan memiliki bobot yang ringan dengan betis ramping, Ketinggian yang lebih tinggi cenderung juga mengurangi  performa lari jarak jauh karena bertambahnya berat/massa. Secara umum, peningkatan massa tubuh, baik dalam bentuk massa otot lemak atau nonpropulsif di tubuh bagian atas, membuat pelari kurang mampu mempertahankan kecepatan tinggi untuk periode yang berlangsung terus-menerus.

Studi ilmiah juga telah mengidentifikasi banyak gen yang terkait dengan daya tahan tubuh yang lebih besar.  Peneliti menemukan bahwa pelari jarak jauh memiliki kode genetik khusus yang memungkinkan tubuhnya memiliki kadar kreatin kinase dan mioglobin yang lebih sedikit,  yaitu protein dalam darah yang terkait dengan kerusakan otot. Senyawa ini dilepaskan tubuh ketika otot menjadi tegang atau rusak setelah dipakai terus-terusan dalam waktu lama, misalnya saat maraton. Gen inilah yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berlari lebih baik daripada beberapa orang lainnya.

Para atlet maraton pastinya memiliki gaya hidup yang baik, seperti mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup, meminum air putih yang banyak serta mengatur pola tidur.

Lalu yang menjadi pertanyaannya, apakah orang biasa juga bisa memiliki kemampuan yang sama dengan para atlet?

Jawabannya, iya.

Meskipun ada beberapa orang yang memiliki genetik yang unik, mereka bisa berlari dengan baik dibandingkan orang lain, tapi apabila mempunyai gaya hidup yang buruk bagaimana bisa mereka bisa berlatih untuk berlari, khususnya berlari maraton. Nutrisi yang diasup oleh seorang atlet pasti sangat berpengaruh untuk performanya dalam berlari. 

Kebutuhan nutrisi setiap orang memang berbeda-beda. Tapi, bagi orang biasa, apakah bisa untuk memunyai gaya hidup yang baik serta nutrisi yang cukup? Tentu bisa. Semua orang bisa memakan segala sesuatu yang dibutuhkan para atlet, misal makanan yang sehat. Semua tergantung niat dan minat. Nutrisi yang baik pasti dapat mengoptimalkan kerja tubuh, dan tentunya berpengaruh juga dalam aktivitas sehari-hari. 

Minum air putih juga bisa membuat kinerja tubuh menjadi optimal. Bayangkan saja, ketika kita sedang berlari tiba-tiba mengalami dehidrasi, tentunya hal itu akan sangat mengganggu. Maka dari itu, meminum air putih yang cukup dan mengurangi minum-minuman alkohol  bisa membantu tubuh untuk bekerja lebih maksimal.

Kebutuhan tidur yang cukup. Apakah kalian pernah merasa tidak bersemangat dan lesu ketika kalian hanya tidur dalam waktu 5 atau 6 jam dalam sehari atau bahkan kurang? Pastinya setiap dari kita akan merasa seperti itu. Hal ini membuktikan bahwa durasi waktu tidur kita mempengaruhi aktivitas yang akan kita kerjakan. Termasuk juga ketika kita akan melakukan olahraga, kita akan merasa lebih cepat lelah jika tidak memiliki waktu tidur yang cukup, bahkan bisa memperburuk kebugaran tubuh kita, maka dari itu memiliki waktu tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, minum air putih yang cukup merupakan salah satu kunci agar kita bisa punya performa yang baik ketika berlari.

Ada satu bagian tubuh yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh kita. Kita semua pasti tahu bahwa itu adalah fungsi dari otot kita, dan otot kita pasti terdiri dari banyak susunan-susunan. Memang susunan otot setiap orang berbeda-beda. Dan yang terpenting adalah bagaimana fungsinya untuk menentukan seberapa cepat kita dapat berlari.

Otot terdiri dari kumpulan serat otot. Setiap serat otot bertindak sebagai unit individu dan keduanya berkontraksi sepenuhnya atau tidak sama sekali saat dipanggil.

Jika kita melakukan sesuatu yang mudah, seperti mengangkat benda-benda kecil, otak akan merekrut sejumlah kecil serat otot untuk melakukan pekerjaan itu. Serabut otot yang tersisa tidak diperlukan dan akan tetap bekerja secara rileks.

Di sisi lain, jika kita menurunkan beban lebih berat dari sebelumnya, otak akan melibatkan setiap serat otot.

Sekarang jika kita berjalan, otak akan melibatkan unit motorik untuk menggunakan serat yang kedapnya sangat lambat (slow-twitch fibers). Karena tidak ada kecepatan yang dibutuhkan, tidak perlu menyalakan "fast-twitch fibers"

Di sisi lain, jika kita berlari, si fast-twitch fibers tadi akan diminta untuk melakukan pekerjaan itu. Sekarang sebagai pelari, kita tahu bahwa ada beberapa jenis lari, yaitu berlari biasa dan kemudian ada berlari cepat. Saat kita bergerak dari berlari aerobik, kita bisa melakukanya dengan baik selama berjam-jam kemudian ketika beralih pada berlari anaerobik, seperti berlari dengan kecepatan tertentu dan teratur, otak kita akan meliatkan fast-twitch fibers tadi lebih banyak karena semakin cepat durasi aktivitas kita maka semakin banyak fast-twitch fibers yang dibutuhkan.

Jika ada fast-twitch fibers pasti ada juga slow-twitch fibers. Lalu apa yang membedakan kedua jenis serat otot ini? Keduanya dibedakan bagaimana keduanya menghasilkan energi/ menggunakan energi. Dilihat dari namanya, slow-twitch fibers pasti bekerja lebih lama daripada fast-twitch fibers, otot akan berkontraksi lebih lambat dengan serat ini, dan pastinya jika pada fast-twicth fibers kontraksinya akan jauh lebih cepat. Pada slow-twitch fibers mengandung mitokondria, yaitu organel yang menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP.

 Apa itu ATP? Dia adalah bahan kimia yang benar-benar memicu kontraksi otot, dan dianggap aerobik. Karena mereka dapat menyediakan sumber energinya sendiri, slow-twicth fibers dapat mempertahankan kekuatan untuk jangka waktu yang lama, namun tidak mampu menghasilkan sejumlah kekuatan yang signifikan. Jadi, saat pertama kali berkontraksi slow-twitch fibers lah yang digunakan pertama kali untuk berkontraksi. Jika mereka tidak dapat menghasilkan jumlah kekuatan yang sangat diperlukan, maka fast-twitch fibers akan dilibatkan.

Seorang pelari maraton atau dia yang terbiasa melakukan lari dengan melibatkan daya tahan tubuh yang lebih banyak akan mempunyai presentase yang lebih besar untuk memiliki jenis otot ini. Dari segi efisiensi, otot slow twitch memang lebih cocok bagi cabang lari endurance/maraton.

Sedangkan pada fast-twitch fibers, memiliki serat otot yang berkonteraksi relatif cepat dan menghasilkan energi secara anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen. Maksudnya adalah tidak diperlukan banyak oksigen saat berkontraksi dengan serat ini. Otot jenis ini memiliki ketahanan yang tidak terlalu baik atau mudah lelah, sehingga kurang cocok untuk lari yang membutuhkan daya tahan tubuh yang besar. 

Fast-twitch fibers memang membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai kekuatan puncak, serta bisa menghasilkan kekuatan yang lebih optimal, namun karena kontraksi yang begitu cepat akan berpengaruh pada tubuh, tubuh akan menjadi kelelahan dibandingkan dengan slow-twitch fibers. Nah, karena slow-twitch fibers akan digunakan untuk berkontraksi pertama kali ketika otot akan bekerja, maka fast-twitch fibers akan bekerja jika dibutuhkan gaya yang lebih besar daripada slow-twitch fibers. Otot fast-twitch sangat efektif dalam gerakan yang membutuhkan upaya maksimal berdurasi pendek, sehingga akan leboih cocok dimiliki oleh seorang sprinter.

Pasti kalian akan mengira-ngira dan bertanya bahwa kalian hanya bisa melakukan olahraga sesuai serat otot yang kalian miliki.

Itu pertanyaan yang wajar bagi setiap kita. Kita pasti beranggapan susunan serat otot itu memang sudah melekat dalam diri kita, merupakan bawaan atau genetik atau keturunan. Ya, kita dilahirkan dengan serat-serat otot terentu dan pasti kita berfikir bahwa kita tidak bisa beralih atau mengubah dari jenis yang satu ke jenis lainnya.

Rata-rata, orang dilahirkan dengan sekitar 50 persen slow-twitch fibers dan 50 persen fast-slow fibers. Itu berarti, dalam setiap tubuh manusia sebenarnya memiliki kedua jenis otot ini, juga dalam perbandingan yang cenderung sama. Tetapi, dengan aktivitas atau latihan tertentu, kalian bisa melatih salah satu dari kedua jenis otot tersebut, sehingga karena adanya latihan terus-menerus, salah satu jenis otot tersebut bisa menjadi dominan dibanding jenis satunya. Jenis otot yang kita miliki memang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu olahraga yang bisa dilakukan, tapi bukan berarti jenis otot tersebut berpengaruh penuh, atau menjadi dominan dalam menentukan cabang olahraga apa yang bisa membuat kita berhasil, karena bukan hanya jenis otot yang menjadi faktor penentunya.  

Jadi, apakah jika memiliki fast-twitch fibers bisa melakukan lari maraton? Tentu bisa. Karena jenis otot yang kita miliki hanya presentase dari performa yang kita miliki. Jenis serat otot yang ditentukan oleh genetika hanya berpengaruh sekitar 40 persen dalam berlari, sementara sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan.

Dengan kata lain, kita memiliki pengaruh lebih dari 40% dari susunan serat otot Anda. Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan berlatih sesuai keinginan kita. Jika ingin bisa berlari maraton, maka diperlukan latihan-latihan yang mendukung, maka kita akan bisa berlari maraton. Kita bisa berlari dengan orang-orang yang secara genetik memang terlahir untuk bisa berlari maraton, tapi mungkin tidak semaksimal mereka dan belum bisa menang.

Seperti yang sudah kita ketahui tadi, bahwa oksigen sangat diperlukan bagi para pelari jarak jauh untuk mendukung aktivitasnya. Itu berarti, banyak sedikitnya oksigen yang dihirup oleh tubuh berpengaruh dalam performanya.

Lalu apakah kalian tau organ apa yang berfungsi dalam pengedaran oksigen ke tubuh? Ya, jantung adalah organ yang fungsinya memompa darah yang berisi oksigen yang nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Kemampuan jantung untuk mengambil dan mengedarkan oksigen ini sangat dibutuhkan atau harus dilakukan dengan maksimal, karena dengan adanya oksigen yang beredar di seluruh tubuh, dapat mempengaruhi kegiatan kita, termasuk untuk menggerakkan otot pada pelari maraton.

Jadi, semakin maksimal kemampuan jantung untuk mengambil dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, akan semakin banyak oksigen yang didistribusikan untuk menggerakkan otot, dan semakin besar pula kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik yang membutuhkan banyak oksigen seperti berlari maraton.

Memang atlet yang sudah terlatih akan mempunyai kekuatan jantung yang lebih daripada orang biasa, oksigen yang diambil dari udara pasti akan lebih banyak, tapi apakah orang biasa juga bisa? Tentu bisa, olahraga maraton pasti dibutuhkan banyak latihan yang tidak instan, harus dilakukan teratur dan sesuai. Maka dari itu orang awam perlu banyak latihan agar dapat menyeimbangi kemampuan atlet, bisa dilakukan dengan latihan sederhana saja, misal dengan lari, bersepeda, berenang, senam aerobik. 

Latihan aerobik juga melatih kekuatan jantung, itu sebabnya maraton digolongkan kedalam aerobik. Latihan ini bisa dilakukan beberapa kali dalam seminggu dan jika mau hasil yang terbaik, pasti latihan harus berlangsung terus menerus atau secara rutin, dan lama kelamaan akan terbiasa, juga tidak akan cepat lelah ketika berlatih karena akan dibutuhkan kekuatan dalam jangka waktu yang panjang. dan juga berpengaruh dalam kegiatan sehari-hari, kita tidak akan begitu merasa kelelahan ketik melakukan hal yang berat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun