Ada satu bagian tubuh yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh kita. Kita semua pasti tahu bahwa itu adalah fungsi dari otot kita, dan otot kita pasti terdiri dari banyak susunan-susunan. Memang susunan otot setiap orang berbeda-beda. Dan yang terpenting adalah bagaimana fungsinya untuk menentukan seberapa cepat kita dapat berlari.
Otot terdiri dari kumpulan serat otot. Setiap serat otot bertindak sebagai unit individu dan keduanya berkontraksi sepenuhnya atau tidak sama sekali saat dipanggil.
Jika kita melakukan sesuatu yang mudah, seperti mengangkat benda-benda kecil, otak akan merekrut sejumlah kecil serat otot untuk melakukan pekerjaan itu. Serabut otot yang tersisa tidak diperlukan dan akan tetap bekerja secara rileks.
Di sisi lain, jika kita menurunkan beban lebih berat dari sebelumnya, otak akan melibatkan setiap serat otot.
Sekarang jika kita berjalan, otak akan melibatkan unit motorik untuk menggunakan serat yang kedapnya sangat lambat (slow-twitch fibers). Karena tidak ada kecepatan yang dibutuhkan, tidak perlu menyalakan "fast-twitch fibers"
Di sisi lain, jika kita berlari, si fast-twitch fibers tadi akan diminta untuk melakukan pekerjaan itu. Sekarang sebagai pelari, kita tahu bahwa ada beberapa jenis lari, yaitu berlari biasa dan kemudian ada berlari cepat. Saat kita bergerak dari berlari aerobik, kita bisa melakukanya dengan baik selama berjam-jam kemudian ketika beralih pada berlari anaerobik, seperti berlari dengan kecepatan tertentu dan teratur, otak kita akan meliatkan fast-twitch fibers tadi lebih banyak karena semakin cepat durasi aktivitas kita maka semakin banyak fast-twitch fibers yang dibutuhkan.
Jika ada fast-twitch fibers pasti ada juga slow-twitch fibers. Lalu apa yang membedakan kedua jenis serat otot ini? Keduanya dibedakan bagaimana keduanya menghasilkan energi/ menggunakan energi. Dilihat dari namanya, slow-twitch fibers pasti bekerja lebih lama daripada fast-twitch fibers, otot akan berkontraksi lebih lambat dengan serat ini, dan pastinya jika pada fast-twicth fibers kontraksinya akan jauh lebih cepat. Pada slow-twitch fibers mengandung mitokondria, yaitu organel yang menggunakan oksigen untuk menghasilkan ATP.
 Apa itu ATP? Dia adalah bahan kimia yang benar-benar memicu kontraksi otot, dan dianggap aerobik. Karena mereka dapat menyediakan sumber energinya sendiri, slow-twicth fibers dapat mempertahankan kekuatan untuk jangka waktu yang lama, namun tidak mampu menghasilkan sejumlah kekuatan yang signifikan. Jadi, saat pertama kali berkontraksi slow-twitch fibers lah yang digunakan pertama kali untuk berkontraksi. Jika mereka tidak dapat menghasilkan jumlah kekuatan yang sangat diperlukan, maka fast-twitch fibers akan dilibatkan.
Seorang pelari maraton atau dia yang terbiasa melakukan lari dengan melibatkan daya tahan tubuh yang lebih banyak akan mempunyai presentase yang lebih besar untuk memiliki jenis otot ini. Dari segi efisiensi, otot slow twitch memang lebih cocok bagi cabang lari endurance/maraton.
Sedangkan pada fast-twitch fibers, memiliki serat otot yang berkonteraksi relatif cepat dan menghasilkan energi secara anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen. Maksudnya adalah tidak diperlukan banyak oksigen saat berkontraksi dengan serat ini. Otot jenis ini memiliki ketahanan yang tidak terlalu baik atau mudah lelah, sehingga kurang cocok untuk lari yang membutuhkan daya tahan tubuh yang besar.Â
Fast-twitch fibers memang membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai kekuatan puncak, serta bisa menghasilkan kekuatan yang lebih optimal, namun karena kontraksi yang begitu cepat akan berpengaruh pada tubuh, tubuh akan menjadi kelelahan dibandingkan dengan slow-twitch fibers. Nah, karena slow-twitch fibers akan digunakan untuk berkontraksi pertama kali ketika otot akan bekerja, maka fast-twitch fibers akan bekerja jika dibutuhkan gaya yang lebih besar daripada slow-twitch fibers. Otot fast-twitch sangat efektif dalam gerakan yang membutuhkan upaya maksimal berdurasi pendek, sehingga akan leboih cocok dimiliki oleh seorang sprinter.