Mohon tunggu...
Javier M. Zuhrijadi
Javier M. Zuhrijadi Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

cogito ergo sum.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teater Pilpres Pragmatis

15 Agustus 2018   20:31 Diperbarui: 20 November 2018   17:01 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengimbau kepada masyarakat dan mahasiswa untuk melihat kontestasi politik ini lebih jernih. Jangan pernah fanatik dalam mendukung. Karena sikap fanatik akan menutup argumentasi dan ruang diskusi. Sehingga diskursus yang berkualitas tidak tercipta. Dalam konstelasi politik sekarang berbagai kepentingan selalu diselipkan dalam puisi dan narasi indah para politisi. 

Oleh karena itu ucapan "demi bangsa dan negara" bagi saya adalah lelucon menjijikan. Ribuan politisi sejak dulu berkata demikian namun nyatanya hingga detik ini Republik ini belum berdaulat dalam berbagai macam aspek. 

Kita belum berdaulat dalam ekonomi, pangan, energi, SDM, dan yang lainnya. Bahkan penyakit legenda "korupsi" masih makmur terpelihara di Republik tercinta ini. Upaya untuk menghilangkan korupsi dengan reformasi hampir tak berbuah. Walaupun negara ini masih memiliki ribuan persoalan dan kekacauan namun kita tidak boleh berhenti berharap. Dan harapan indah itu tersimpan dalam Pilpres 2019, kendali sangat tersirat dan terkubur sangat dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun