Mohon tunggu...
Javier AbnerBaskarawardhana
Javier AbnerBaskarawardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Universitas Komputer Indonesia

Saya Javier yang saat ini berprofesi sebagai mahasiswa di Unikom fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi, saya memiliki hobi dan ketertarikan lebih di dunia rmusik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"TRIYONO" (Perjuangan Pemuda Desa di Ibu Kota)

8 Desember 2024   21:25 Diperbarui: 8 Desember 2024   21:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu tahun berlalu, pada tahun 1976 Triyono melihat adanya lowongan pekerjaan di PT PELINDO, ia pun mencoba melamar dan mengikuti tes disana. Setelah melamar dan tes, ia akhirnya diterima bekerta di PT PELINDO dan memulai pekerjaannya sebagai honorer selama setahun dan diangkat menjadi karyawan tetap pada tahun 1978.

Selama bekerja di PT PELINDO, Triyono melihat peluang untuk berbisnis kredit karena banyaknya pegawai yang bekerja disana dan dollar masih tergolong murah di masa itu. Benar saja, ketika Triyono mencoba membuka usaha kredit, banyak peminat yang tertarik. Triyono membuka kredit barang-barang yang masih tergolong murah pada saat itu seperti kipas angin, radio, dll. Ia mencari untung 10% dari kredit tersebut.

Awalnya Triyono mendapatkan untung yang lumayan dari hasil kredit tersebut. Namun, pada akhir tahun 1978, dollar mengalami kenaikan di Indonesia sebesar 5%, oleh karena itu, Triyono tidak mendapatkan keuntungan hasil kredit tersebut melainkan hanya balik modal saja selama beberapa waktu.

Triyono tidak menyerah begitu saja, ia tetap tekun dan mencari peluang lain yaitu kredit perabotan rumah tangga yang peminatnya lebih besar pada masa itu dan ia tawarkan kepada karyawan yang bekerja di kantor tersebut. Karena modal yang ia butuhkan lebih besar dibandingkan sebelumnya, ia mencoba meminjam uang kepada bank dan orang-orang untuk modal awal.

Seiring berjalannya waktu, ketekunan dan kegigihannya membangkitkan usaha kredit Triyono, pelanggan semakin banyak sehingga keuntungannya pun mulai meningkat.

Selama bekerja sambil menjalankan usaha kreditnya, Triyono mengelola keuanganya dengan baik, hasil gaji dari pekerjaannya di kantor ia kelola untuk kebutuhan sehari-hari dan hasil usaha kredit ia kelola untuk keperluan barang dan tabungan masa depan anak-anaknya.

Walaupun penghasilan Triyono sudah semakin meningkat, ia tetap teguh mempertahankan keempat prinsip yang selalu dipegang olehnya dari awal karir yaitu jujur, hemat, ulet (tekun), dan beramal.

Tidak jarang Triyono dihampiri orang untuk meminjam uang, karena niatnya beramal Triyono sering meminjamkan uangnya kepada orang yang membutuhkan namun, tidak sedikit juga yang akhirnya tidak melunasi sampai saat ini. Tetapi Triyono tidak ambil pusing karena tujuan adalah beramal.

Pada tahun 1980 sampai 1989, hasil penghasilan usaha kredit yang telah Triyono tabung berbuah manis, ia dapat membeli 3 rumah kavling dan  1 unit mobil. Kedua rumah kavling miliknya ia jadikan kontrakan dan satu rumahnya ia jadikan tempat tinggal hingga saat ini. Tujuan Triyono membuat kontrakan tersebut adalah untuk investasi, uang untuk dimasa pensiunnya biaya sekolah anak-anaknya, karena ia mempunyai prinsip dimana anak-anaknya harus disekolahkan hingga lulus sarjana.

Hal itu membuktikan bahwa Triyono merupakan seseorang visioner dan kepala keluarga yang penuh tanggung jawab dimana ia benar-benar memikirkan masa depan keluarganya, terkhusus di tahun tersebut ia telah mempunyai tiga orang anak di keluarganya, dimana anak kedua lahir di tahun 1979 dan anak ketiga lahir di tahun 1986.

Kondisi finansial yang meningkat tidak mengubah gaya hidup sederhana dan hemat yang Triyono pegang. Ia justru mendidik anak-anaknya dengan tegas untuk memulai hidup prihatin, hemat, dan menjadi anak yang madiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun