Mohon tunggu...
Kertaning Tyas
Kertaning Tyas Mohon Tunggu... Human Resources - Pendiri Lingkar Sosial Indonesia

Panggil saja Ken. Penggerak inklusi di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Difabel Mengajakmu Mendaki Gunung Arjuno, Siap?

5 Juni 2021   09:40 Diperbarui: 5 Juni 2021   10:14 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HUT LINKSOS ke-7 di Lereng Gunung Arjuno, April 2021 / dokpri

Bertepatan dengan momen Hari Lingkungan Hidup Internasional, 6 Juni 2021 Organisasi difabel penggerak inklusi Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) mencanangkan Misi Arjuno Inklusi. Prinsip dari misi tersebut mengajak masyarakat luas peduli inklusi bergabung dalam kegiatan penjelajahan Gunung Arjuno.

Lokasi pencanangan di lereng Gunung Arjuno tepatnya Candi Madrim, sekira di ketinggian 1380 mdpl. Selanjutnya tim akan bertahap melakukan latihan dan pendakian menuju Puncak Ogal Agil Gunung Arjuno (3.339 mdpl).

Difabel mendaki gunung sudah dilakukan sejak lama, namun cara pandang sebagian masyarakat yang menempatkan difabel dalam posisi lemah dan terbatas membuat kegiatan ini dianggap tak lazim. Bahkan beberapa orang tidak percaya.

Namun realitasnya, beberapa orang difabel di Malang, Jawa Timur melakukan pendakian gunung secara terjadwal. Mereka tergabung dalam Timsus Pendaki Difabel.

Tak sekedar asal mendaki gunung, melainkan juga melalukan persiapan matang berupa latihan-latihan fisik dan penguatan mental. Terdapat tempat khusus bagi difabel untuk belajar dan berlatih mendaki, namanya Sekolah Alam Gunung Wedon.

Mereka yang belajar di Gunung Wedon lantas diarahkan sesuai minat dan kemampuan, sebagian mereka yang siap fisik dan mental bergabung dalam Timsus Pendaki Difabel, sebagian lainnya bergabung dalam Difabel Pecinta Alam atau Difpala.

Latar Belakang
Kembali pada Misi Arjuno Inklusi, merupakan tindak lanjut kegiatan difabel mendaki gunung tahun 2020, yang mengusung Hapus Stigma. Timsus Pendaki Difabel LINKSOS pada tahun tersebut berhasil mendaki beberapa gunung dan perbukitan, dimulai dari perbukitan Desa Srigading Lawang (825 mdpl), Gunung Wedon (660 mdpl), Gunung Banyak (1.315 mdpl), Gunung Butak (2.868 mdpl), dan Gunung Kawi (2.603 mdpl)

Tujuan Misi Arjuno Inklusi adalah mengkampanyekan kepedulian difabel dan keterlibatan secara inklusif terhadap pelestarian budaya luhur bangsa dan lingkungan hidup.

Inklusi memberikan makna pelibatan semua pihak tanpa terkecuali termasuk penyandang disabilitas atau difabel. Selama ini kelompok yang dinilai rentan tersebut masih diindentikkan oleh sebagian orang sebagai warga dengan berbagai keterbatasan dan tidak mampu, sehingga kehilangan kesempatan di berbagai hal termasuk di bidang kebudayaan dan lingkungan hidup.

Dalam misi ini, anggota tim pendakian akan menggali informasi situs, mendokumentasi, dan mempublikasi, serta menghinbau kepada masyarakat luas agar tidak melakukan vandalisme dan aktivitas lain yang menyebabkan kerusakan situs. Juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk kegiatan penghijauan, lokasi mana dan jenis tanaman apa yang diperbolehkan.

Misi Inklusi
Misi Hapus Stigma tahun 2020 melalui pendakian Gunung Butak dan Gunung Kawi, peserta pendakian berjumlah 16 orang, semuanya dari tim internal LINKSOS, yaitu Timsus Pendaki Difabel. Difpala, dan Kader Posyandu Disabilitas. Namun dalam Misi Arjuno Inklusi ini, LINKSOS menggalang dukungan eksternal terlatih untuk bergabung seperti Mapala dan Tim SAR. Hal ini terkait pemenuhan misi inklusi.

Inklusi memberikan makna pelibatan semua pihak tanpa terkecuali termasuk penyandang disabilitas atau difabel. Selama ini kelompok yang dinilai rentan tersebut masih diindentikkan oleh sebagian orang sebagai warga dengan berbagai keterbatasan dan tidak mampu, sehingga kehilangan kesempatan di berbagai hal termasuk di bidang kebudayaan dan lingkungan hidup.

Misi Arjuno Inklusi akan mengunjungi beberapa situs peninggalan sejarah di Gunung Arjuno, dimulai dari Guo Onto Boego, Watu Kursi, Eyang (candi) Madrem, Dewi Kunti, dan Puthuk Lusung. Petilasan-petilasan ini akan dikunjungi sekaligus sebagai pelatihan pra pendakian puncak, bertahap dan beberapa kali selama 3 bulan.

Setelah tiga bulan berlatih, khususnya Timsus Pendaki Difabel dan tim pendukung terlatih akan melakukan pendakian di kawasan Hutan Konservasi Tahura Raden Soerjo, melintasi beberapa petilasan, hingga Puncak Ogal Agil. Perjalanan tersebut diperkirakan memerlukan waktu empat hari.

Sedangkan situs-situs lainnya di kawasan Hutan Konservasi Tahura Raden Soerjo, seperti Sendang Kamulyan, Sendang Drajat, dan Candi Wesi, dan lainnya akan dikunjungi tahap berikutnya oleh anggota Difpala terlatih. Keseluruhan Misi Arjuno Inklusi ini sekira memerlukan waktu dua tahun. Lamanya waktu ini disebabkan para pegiat misi juga memiliki kewajiban aktivitas organisasi lainnya.  

Video Misi Hapus Stigma, Difabel Mendaki Gunung Butak: 


tayang di lingkarsosial.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun