Misi Inklusi
Misi Hapus Stigma tahun 2020 melalui pendakian Gunung Butak dan Gunung Kawi, peserta pendakian berjumlah 16 orang, semuanya dari tim internal LINKSOS, yaitu Timsus Pendaki Difabel. Difpala, dan Kader Posyandu Disabilitas. Namun dalam Misi Arjuno Inklusi ini, LINKSOS menggalang dukungan eksternal terlatih untuk bergabung seperti Mapala dan Tim SAR. Hal ini terkait pemenuhan misi inklusi.
Inklusi memberikan makna pelibatan semua pihak tanpa terkecuali termasuk penyandang disabilitas atau difabel. Selama ini kelompok yang dinilai rentan tersebut masih diindentikkan oleh sebagian orang sebagai warga dengan berbagai keterbatasan dan tidak mampu, sehingga kehilangan kesempatan di berbagai hal termasuk di bidang kebudayaan dan lingkungan hidup.
Misi Arjuno Inklusi akan mengunjungi beberapa situs peninggalan sejarah di Gunung Arjuno, dimulai dari Guo Onto Boego, Watu Kursi, Eyang (candi) Madrem, Dewi Kunti, dan Puthuk Lusung. Petilasan-petilasan ini akan dikunjungi sekaligus sebagai pelatihan pra pendakian puncak, bertahap dan beberapa kali selama 3 bulan.
Setelah tiga bulan berlatih, khususnya Timsus Pendaki Difabel dan tim pendukung terlatih akan melakukan pendakian di kawasan Hutan Konservasi Tahura Raden Soerjo, melintasi beberapa petilasan, hingga Puncak Ogal Agil. Perjalanan tersebut diperkirakan memerlukan waktu empat hari.
Sedangkan situs-situs lainnya di kawasan Hutan Konservasi Tahura Raden Soerjo, seperti Sendang Kamulyan, Sendang Drajat, dan Candi Wesi, dan lainnya akan dikunjungi tahap berikutnya oleh anggota Difpala terlatih. Keseluruhan Misi Arjuno Inklusi ini sekira memerlukan waktu dua tahun. Lamanya waktu ini disebabkan para pegiat misi juga memiliki kewajiban aktivitas organisasi lainnya. Â
Video Misi Hapus Stigma, Difabel Mendaki Gunung Butak:Â
tayang di lingkarsosial.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H