Penanganan pertama
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada penyelam yang terkena sengatan ialah menyingkirkan penyebab gigitan atau sengatan tersebut dengan handuk, sebaiknya penolong menggunakan sarung tangan, cuci area yang digigit atau disengat dengan air asin, rendam luka di air panas selama 30 – 90 menit.
Luka tusuk dan laserasi akibat duri ikan beracun sebaiknya segera diirigasi dengan NaCl atau air jika tersedia atau dengan air laut sebagai upaya terakhir. Daerah luka harus segera direndam di air yang panas (tidak mendidih) sekitar 430C – 460C selama 30 – 90 menit sampai didapatkan perbaikan rasa nyeri yang maksimal. Membasahi dengan air panas dapat diulangi jika nyeri kembali terasa. Karena luka atau ekstremitas sebagian teranestesi maka orang yang melakukan pertolongan pertama pada korban harus menguji suhu air.
Infiltrasi lokal pada luka dengan lidokain 1 – 2% tanpa epinefrin dapat mengurangi nyeri yang signifikan dan memungkinkan untuk eksplorasi luka setelah radiografi dilakukan untuk menemukan bagian duri yang tertinggal. Anestesi yang masa kerjanya lebih lama seperti prokain dan bupivakain dapat dipilih untuk mengurangi nyeri dalam waktu yang lama. Direkomendasikan untuk membersihkan dengan menggunakan sikat gigi dan heksaklorofen dalam alkohol 70%. Pada umumnya luka sebaiknya dibiarkan terbuka atau ditutup dengan plester atau jahitan untuk mendapatkan drainase yang adekuat dan mencegah pembentukan abses.  Profilaksis tetanus sebaiknya diberikan jika ada indikasi, dan antibiotik direkomendasikan jika luka sudah lebih dari 6 jam, jika luka lebar, atau luka dalam pada tangan atau kaki. Pilihan antibiotik harus berdasarkan bakteriologi dari lingkungan laut di mana luka terjadi dan kemudian berdasarkan hasil kultur luka atau jaringan. Terapi antibiotika empirik untuk infeksi pada luka yang terjadi di air laut harus termasuk antibiotik yang memiliki efek terhadap spesies Vibrio.Sebelum hasil kultur luka diketahui, pilihan pertama adalah antibiotika parenteral termasuk siprofloksasin intravena, imipenem-cilastatin, sefotaksim, seftazidim, gentamisin, tobramisin, atau trimetoprim-sulfametoksazol.  Komplikasi sengatan stonefishdengan reaksi berat dapat diobati dengan antiracun secara intravena yang dimasukkan secara perlahan.
Antivenom stonefish
CSL stonefish antivenom:, IV  opioid analgesic , blok regional dan sistemik antivenom  digunakan untuk pertologan pertama pada keadaan nyeri yang parah yang disebabkan oleh tusukan ikan batu. Antivenom diberikan untuk menetralkan racun, mencegah penyakit berbahaya dan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Antivenom stonefish ini adalah sebuah injeksi yang dibuat dari hasil imunisasi dari kuda yang telah diberikan racun stonefish tersebut dan kemudian darah dari kuda yang telah dinetralkan dari racun stonefish dikumpulkan dan setelah itu dimurnikan dan dibuat sebagai injeksi.. Antivenom ini juga dapat digunakan dalam pengobatan akibat sengatan bullrout (Notesthes robusta) dan untuk spesies lain dalam keluarga Scorpaenidae.
Berikan satu ampul (2000 unit) untuk setiap dua luka tusukan tulang (untuk maksimal tiga ampul), murni dengan suntikan intramuskular atau diencerkan dalam 100 mL normal saline lebih dari 20 menit.
Tidak diketahui apakah Stonefish antivenom lebih mujarab dengan IV atau IM
Contraindications
Tidak ada kontraindikasi absolut
Kehamilan dan menyusui: Tidak ada pembatasan pada penggunaan
Pediatri: Berikan dosis dewasa standar dalam 10 mL / kg saline normal.