Pendampingan sasaran Ijal tidak terlalu sering, hal ini dikarenakan anak tersebut jarang mau bergabung dan perlu adanya pemahaman yang ketat akan pentingnya pembelajaran. Pendampingan dari orang tua pun disarankan agar dilakukan secara rutin, agar anak mau belajar.
Untuk sasaran (Yanti) yang baru masuk SMA. Pendampingan pada sasaran ini lebih pada pengenalan metode hobi melalui hal-hal yang disukai sasaran, dijadikan sebagai objek pembelajaran. Semisal tayangan sinetron atau apapun, dijadikan sebagai materi pembelajaran. Hal ini dilakukan agar belajar terasa menyenangkan. Pada sasaran Yanti pun, lebih sering didampingi dalam hal fasilitator pembelajaran. Semisal membantu dalam pengiriman tugas melalui email.
Proses permainan tradisional dijalankan dengan sederhana. Sasaran dalam kasus ini yaitu sasaran Dini dan Wii, juga beberapa anak di lingkungan rumah keduanya, diajak bermain petak umpet menggunakan hitungan bahasa Inggris.
Pada dasarnya menjadikan anak cinta akan belajar itu, merupakan proses panjang yang tidak bisa disepelekan. Tugas ini bukan hanya ditanggungkan pada anak, melainkan orang tua atau siapapun yang menganggap pendidikan itu penting.
Belajar bisa dari mana saja, dengan siapa saja, ataupun kapan saja. Metode pembelajaran sangatlah beragam. Belajar secara konvensional ataupun menggunakan layanan belajar secara daring tidaklah persoalan yang harus diperdebatkan. Karena belajar dengan cara apapun, bisa dilakukan secara menyenangkan asalkan pendidik (pembimbing/mentor) memahami karakterisasi anak serta metode yang akan digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H