Di internet terutama platform Media sosial sangat cocok untuk Equity Crowdfunding karena menawarkan jangkauan yang luas, skalabilitas, kenyamanan, dan kemudahan pencatatan. Tetapi fitur-fitur ini juga memudahkan scammers untuk membuat usaha yang meragukan untuk menarik Equity Crowdfunding dari investor. Salah satu yang perlu diingat adalah untuk mempertimbangkan investasi apa pun sebelum melakukannya.
3. Tak Cepat Untung
Investor pasti mengharapkan keuntungan dari setiap investasinya. Namun, pengembalian atas usaha Equity Crowdfunding mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terwujud. Misalnya, manajemen mungkin menyimpang dari rencana bisnis atau mengalami kesulitan dalam meningkatkan skala bisnis. Seiring waktu, hal itu dapat menyebabkan kerugian.
4. Kurangnya Keamanan
Para peretas menunjukkan kemampuan untuk membobol data perusahaan atau lembaga keuangan. Melalui hal tersebut, data dan detail klien dapat dicuri. Banyaknya peretas di dunia maya wajib diwaspadai. Sementara itu, selain meneliti investasi itu sendiri, pastikan juga untuk melihat lebih dekat platformnya. Lakukan mini research terhadap berbagai platform Equity  Crowdfunding sebelum mencoba.
5. Investasi Berkualitas Rendah
Equity Crowdfunding sering dijadikan usaha terakhir untuk mencari dana karena tidak mendapatkan investor. Maka, bisnis ini akan cendurung lebih biasa dan pertumbuhan yang rendah.
Salah satu kasus Equity Crowdfunding yang pernah terjadi antara lain Terjadi salah satu perusahaan Equity Crowdfunding yang disebabkan oleh keluhan investor karena tidak adanya laporan yang jelas dalam penyaluran dana investasi sehingga membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) "menyemprit" perusahaan tersebutÂ
Investasi dalam equity crowdfunding dapat memberikan peluang keuntungan yang menarik, namun juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam berinvestasi di sana.
 1. Memahami Bisnis yang Ditawarkan
Sebelum Anda berinvestasi dalam equity crowdfunding, penting untuk memahami bisnis apa yang ditawarkan. Pelajari dengan seksama model bisnisnya, produk atau layanan yang ditawarkan, serta potensi pertumbuhan dan skalabilitas bisnis tersebut. Pahami juga risiko yang terkait dengan bisnis tersebut dan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko tersebut.