12. Â Â Â Â Â Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang (894 - 898)
13. Â Â Â Â Â Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung Sri Iswarakesawotsawattungga Rudramurti (898-...)
Perbedaan nama-nama raja atau penguasa di Medang dalam kedua prasasti ini disebabkan karena tujuan penerbitan masing-masing prasasti ini juga berbeda. Prasasti Mantyasih diterbitkan oleh Raja Balitung dengan tujuan demi mencari legitimasi atas kekuasaannya sebagai raja, karena dia bukanlah serang putra mahkota. Dengan kata lain Balitung bisa menjadi raja karena adanya faktor perkawinannya dengan sang putri raja.
Sedangkan penerbitan prasasti Wanua Tengah III itu yang berkaitan dengan status tanah perdikan atau tanah sima - bebas pajak - yang dipersembahkan kepada biara di Pikatan oleh Rakai Panangkaran hingga masa pemerintahan Raja Balitung.
Dengan melihat pada kasus kerajaan Kutai kuno bahwa pendiri kerajaan tak harus selalu sebagai pendiri wangsa maka bisa jadi Sanjaya adalah pendiri kerajaan Medang atau Mataram Kuno namun bukan pendiri wangsa Sailendra.
Ada kemungkinan bahwa  Rakai Panangkaran adalah  pendiri wangsa Sailendra. Dengan dasar bahwa dialah yang memperkenalkan nama keluarganya di prasasti Ligor, Kalasan dan Klurak, dan dia pula yang dipuji oleh Balaputradewa di dalam prasasti Nalanda sebagai "permata dari wangsa Sailendra" yang dijuluki sebagai pembunuh pahlawan musuh. Hanya sekedar hipotesis semata.
Sumber tulisan:
- http://web.archive.org/web/20110608165434/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1984/12/15/ILT/mbm.19841215.ILT41928.id.html
- http://rakai-watuhumalang.diesnatalis.web.id/id3/2362-2244/Mpu-Daksa_109926_rakai-watuhumalang-diesnatalis.html
- Kusen, 1994. Raja-Raja Mataram Kuna Dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Arkeologi, Edisi Khusus-1994.
- Prasasti Mantyasih, Wikipedia
- Prasasti Yupa, wikipedia
- Anton O. Zakharov, The Sailendras Reconsidered, Nalanda-Sriwijaya Centre Working Paper No 12 (Aug 2012), Nalanda-Sriwijaya Centre of the Institute of Southeast Asian Studies in Singapore.
podjok pawon, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H