Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rakai Panangkaran sebagai Pendiri Wangsa Sailendra?

24 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 28 April 2021   09:28 4259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Mantyasih, sumber: dictio.id

Dalam prasasti Mantyasih (907 M) yang dikeluarkan atas perintah Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmmodaya Mahasambhu, dituliskan disana  daftar nama raja-raja Medang yang terdahulu sampai kepada dirinya. Urutan nama raja-raja tersebut adalah sebagai berikut:

1.            Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya,

2.            Sri Maharaja Rakai Panangkaran,

3.            Sri Maharaja Rakai Panunggalan,

4.            Sri Maharaja Rakai Warak,

5.            Sri Maharaja Rakai Garung,

6.            Sri Maharaja Rakai Pikatan,

7.            Sri Maharaja Rakai Kayuwangi,

8.            Sri Maharaja Rakai Watuhumalang,

9.            Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmmodaya Mahasambhu.

Prasasti Wanua Tengah III, sumber: dictio.id
Prasasti Wanua Tengah III, sumber: dictio.id
Prasasti Wanua Tengah III (908 M) yang juga dikeluarkan atas perintah Raja Balitung setahun kemudian juga menuliskan daftar nama raja-raja yang berkuasa di Medang, lengkap pula dengan tahun naik tahtanya. Dalam prasasti ini disebutkan raja-raja Medang Mataram Kuno adalah sebagai berikut

1.            Rahyangta ri Mdang (tak disebut tahunnya)

2.            Rakai Panangkaran  (746 -- 784 )

3.            Rakai Panaraban (785 M -- 903 M)

4.            Rakai Warak Dyah Manara (804 M -- 827 M)

5.            Dyah Gula (828  -- 828 )

6.            Sri Maharaja Rakai Garung anak Sang Lumah i Tluk (829  - 847 )

7.            Rake Pikatan Dyah Saladu (848 - 855 )

8.            Rake Kayuwangi Dyah Lokapala (855 - 885 )

9.            Dyah Tagwas (885 - 885 )

10.          Rake Panumwangan Dyah Dewendra (885 - 887 )

11.          Rake Gurunwangi Dyah Bhadra (887 - 887)

12.          Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang (894 - 898)

13.          Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung Sri Iswarakesawotsawattungga Rudramurti (898-...)

Perbedaan nama-nama raja atau penguasa di Medang dalam kedua prasasti ini disebabkan karena tujuan penerbitan masing-masing prasasti ini juga berbeda. Prasasti Mantyasih diterbitkan oleh Raja Balitung dengan tujuan demi mencari legitimasi atas kekuasaannya sebagai raja, karena dia bukanlah serang putra mahkota. Dengan kata lain Balitung bisa menjadi raja karena adanya faktor perkawinannya dengan sang putri raja.

Sedangkan penerbitan prasasti Wanua Tengah III itu yang berkaitan dengan status tanah perdikan atau tanah sima - bebas pajak - yang dipersembahkan kepada biara di Pikatan oleh Rakai Panangkaran hingga masa pemerintahan Raja Balitung.

Prasasti Timbangan Wungkal, sumber: Wikiwand.com
Prasasti Timbangan Wungkal, sumber: Wikiwand.com
Mengacu pada prasasti Timbangan Wungkal yang diterbitkan oleh Pu Daksa, raja Medang pengganti raja Balitung, pada tahun ke 196 sesuai kalender Sanjaya (Sanjayawarsa) yang sama artinya dengan tahun 913 M, dapat diperkirakan bahwa Rakai Mataram Ratu Sanjaya naik tahta di Medang pada tahun 717 M (913 -- 196 = 717). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerajaan Medang atau Mataram Kuno ini didirikan oleh Sanjaya pada tahun 717 M

Prasasti Yupa, sumber: riolan.id
Prasasti Yupa, sumber: riolan.id
Membaca prasasti Yupa peninggalan raja Mulawarman yaitu prasasti Muarakaman yang diperkirakan ditulis pada abad V Masehi tentang silsilah raja Kutai Kuno, disana disebutkan bahwa Sri Maharaja Kudungga adalah pendiri kerajaan atau raja yang pertama. Sedangkan yang disebut sebagai pendiri keluarga atau vansakartta adalah  Sang Aswawarman, yang termashur seperti Sang Ansuman (dewa Matahari). Hal ini menunjukkan bahwa seorang pendiri kerajaan atau raja yang pertama belum tentu  merupakan seorang pendiri wangsa.

Dengan melihat pada kasus kerajaan Kutai kuno bahwa pendiri kerajaan tak harus selalu sebagai pendiri wangsa maka bisa jadi Sanjaya adalah pendiri kerajaan Medang atau Mataram Kuno namun bukan pendiri wangsa Sailendra.

Ada kemungkinan bahwa  Rakai Panangkaran adalah  pendiri wangsa Sailendra. Dengan dasar bahwa dialah yang memperkenalkan nama keluarganya di prasasti Ligor, Kalasan dan Klurak, dan dia pula yang dipuji oleh Balaputradewa di dalam prasasti Nalanda sebagai "permata dari wangsa Sailendra" yang dijuluki sebagai pembunuh pahlawan musuh. Hanya sekedar hipotesis semata.

Sumber tulisan:

  1. http://web.archive.org/web/20110608165434/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1984/12/15/ILT/mbm.19841215.ILT41928.id.html
  2. http://rakai-watuhumalang.diesnatalis.web.id/id3/2362-2244/Mpu-Daksa_109926_rakai-watuhumalang-diesnatalis.html
  3. Kusen, 1994. Raja-Raja Mataram Kuna Dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Arkeologi, Edisi Khusus-1994.
  4. Prasasti Mantyasih, Wikipedia
  5. Prasasti Yupa, wikipedia
  6. Anton O. Zakharov, The Sailendras Reconsidered, Nalanda-Sriwijaya Centre Working Paper No 12 (Aug 2012), Nalanda-Sriwijaya Centre of the Institute of Southeast Asian Studies in Singapore.

podjok pawon, Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun