Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membedah Prasasti Sojomerto, Antara Dapunta Selendra dan Sailendra

3 Desember 2020   17:20 Diperbarui: 28 April 2021   07:29 3629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Sojomerto. | katamedia.co

Prasasti Sojomerto yang bermediakan batu andesit ini ditemukan di desa Sojomerto, kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini ditulis dengan mempergunakan aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.  Tidak diketahui kapan prasasti ini dibuat, tapi berdasarkan ciri-ciri paleologisnya diperkirakan prasasti ini berasal dari abad ke-7 Masehi.

Transkripsi prasasti Sojomerto:

1) ....ryyon sri sata.... 2) ....-a koti....namah ssiwaya 3) bhatara parameswa

4) ra sarwwa daiwa ku samwah hiyang 5) - - mih inan dhisnanda dapu

6) nta selendra namah santanu 7) namanda bapanda bhadrawati

8) namanda ayanda sampula  9) namanda wininda selendra namah

10) mamagappasarlempewanih

Terjemahannya adalah:

1) ....2) ..... 3) Hormat kepada dewa Siwa 4) Bhatara Parameswa 5) ra dan semua dewa yang kuhormat. Hiyang 6) - - mih adalah ..... 7) dari yang terhormat Dapunta Selendra  Santanu 8) adalah nama ayahnya Bhadrawati  9) adalah nama ibunya  Sampula 10) adalah nama istri dari yang terhormat Selendra 11).... (Darmosoetopo, 2012).

Isi dari prasasti Sojomerto menyebutkan adanya seorang penganut agama Siwa yang bernama Dapunta Selendra, putra dari Santanu dan Bhadrawati. Dia memiliki isteri yang bernama Sampula.

Sebuah pertanyaan apakah nama Selendra  itu ada kesamaannya dengan nama Sailendra yang berarti raja gunung atau raja yang bertahta di gunung (saila=gunung,  indra=raja)? Dewa Siwa sering disebut dengan nama Girisa atau Dewa Gunung, dan ini sinonim dengan kata Sailendra.

Menurut Boechari, nama Selendra dalam prasasti Sojomerto adalah nama Sailendra dalam Bahasa Melayu Kuno. Wangsa Sailendra yang menjadi raja-raja di Medang Mataram Kuno adalah keturunan dari Dapunta Selendraini . Jadi tak perlu lagi menghubung-hubungkan wangsa Sailendra ini dengan raja gunung atau Dewa Siwa.

Dapunta Selendra adalah penganut Siwa dan mempergunakan bahasa Melayu Kuno karena berasal dari Akhandalapura yang di dalam berita Cina disebut Kan-to-li yang merupakan tempat asal pendahulu dari kerajaan Sriwijaya.

Selain Boechari, Poerbatjaraka juga menganggap bahwa nama Selendra di dalam prasasti Sojomerto yang berasal dari abad ke VII M ini adalah sama dengan nama Sailendra. Poerbatjaraka menyatakan bahwa hanya ada satu dinasti yang berkuasa di Medang atau Mataram Kuno, yaitu dinasti (wangsa) Sailendra, yang mana cikal bakal atau pendiri dari wangsa ini adalah Dapunta Selendra.

Teori Poebatjaraka ini didasarkan atas Carita Parahiyangan yang kemudian digabungkan dengan prasasti Sojomerto, kronik Tiongkok Dinasti Tang dan prasasti Canggal, sehingga terjalin pertalian kerabat antara Kalingga dan Galuh (Sunda) yang kemudian menurunkan Sanjaya sebagai pendiri dan raja pertama di kerajaan Medang Mataram Kuno.

Dari prasasti Sojomerto diperoleh nama Dapunta Selendra yang dianggap sebagai pendiri wangsa Sailendra (? -- 674 M). Dari kronik Tiongkok Dinasti Tang diperoleh nama  Ratu Shima (674 -- 703 M) yang berkuasa di Holing (Kalingga). Dari Carita Parahiyangan diperoleh nama Ratu Parwati (695 -709 M), raja Sanna (709 -- 716 M), dan dari prasasti Canggal diperoleh nama Sanjaya (717 -- 746 M) yang kemudian diteruskan putranya yaitu Rake Panangkaran (746 -- 784 M) dan seterusnya.

  • Dapunta Selendra Bukan Sailendra

Tidak semua ahli sejarah sepakat bahwa prasasti Sojomerto itu berasal dari  abad ke VII Masehi. Salah satunya adalah LC. Damais (1970) yang menyatakan bahwa prasasti tersebut berasal dari abad ke IX Masehi, dengan kata lain tidak menempatkannya sebelum tahun 800 M. dengan demikian prasasti Sojomerto tak berbeda dengan prasasti lainnya yang sejaman dan berbahasa Melayu Kuno seperti prasasti Gandasuli (827 M)  yang isinya tak terkait dengan urusan peralihan ataupun pergantian kekuasaan raja-raja Medang Mataram Kuno.

Pendapat yang lain yang menolak jika nama Selendra yang terdapat dalam prasasti Sojomerto adalah identik dengan nama Sailendra  adalah pendapat Anton O. Zakharov (2012) yang menolak baik teori Sumatera-nya Boechari maupun Teori Jawanya Poerbatjaraka tentang wangsa Sailendra. Zakharov menolak pendapat teori Sumatera, baik dari Boechari mapun ahli sejarah lainnya,  dengan argumen yang bahwa kehadiran wangsa Sailendra di Sumatera terjadi hanya setelah Balaputradewa menjadi raja di Swarnadwipa. 

Dengan kata lain tak ada jejak historis wangsa Sailendra di Sumatera sebelum abad ke IX Masehi. Demikian juga dengan teori Jawa-nya Poerbatjaraka, mengapa Sanjaya sebagai pendahulu Rake Panangkaran tidak disebut sebagai anggota Sailendra dan mengapa sebutan untuk wangsa ini menghilang dari sumber-sumber sejarah Jawa Kuno.

Terhadap prasasti Sojomerto, Zakharov juga mengatakan bahwa penyamaan antara nama Selendra dan Sailendra itu bermasalah. Dalam bahasa Melayu Kuno dikatakannya sudah mengenal adanya diftong "ai" yang tertulis di dalam prasasti Sojomerto yaitu pada kata "daiwa". Dengan mengenal diftong "ai" semestinya penulisan Sailendra akan tetap Salendra dan bukan Selendra.

Dengan  melakukan analisa terhadap sumber-sumber sejarah primer yang menyebutkan wangsa Sailendra, prasasti Canggal, prasasti Mantyasih dan prasasti Wanua tengah III, Zakharov mengatakan bahwa hanya ada satu dinasti (wangsa) yang memerintah di Medang Mataram Kuno yaitu wangsa Sailendra dan wangsa Sailendra ini berasal dari Jawa.

Zakharov mengajukan pendapat bahwa Sailendra adalah Sanjaya. Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sailendra sekaligus sebagai pendiri kerajaan Medang Mataram Kuno. Sailendra adalah nama gelar Sanjaya atau mungkin nama anumertanya. Namun pendapat bahwa Sanjaya adalah sama dengan Sailendra ini sifatnya masih berupa hipotesis karena tak didukung dengan sumber sejarah yang menyebutkannya secara langsung.

Menurut Goenawan A. Sambodo, epigraf dan penggiat pengajaran Bahasa Jawa Kuno lulusan dari UGM Yogyakarta yang penulis hubungi via telephone dan media sosial, prasasti Sojomerto ini ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa Kuno.

Merujuk pada kajian atas prasasti Sojomerto yang dilakuan oleh Hadiwaratama (2015), disebutkan pada kesimpulannya bahwa prasasti Sojomerto sepenuhnya mempergunakan bahasa Jawa Kuno. Prasasti Sojomerto adalah sebagai tanda pengukuhan "wangsa" raja Jawa ,yaitu wangsa Sailendra seperti yang dimaksud dengan Selendra dalam prasasti Sojomerto tersebut. Selendra adalah Sailendra.

Pendapat inipun masih mengundang pertanyaan, siapa yang mengukuhkan dan siapa yang memerintahkan untuk menuliskan prasasti? Apakah itu Dapunta Selendra sendiri, ataukah oleh orang lain dan darimana asal-usul wangsa Sailendra ini?

Pertanyaan yang lain juga muncul jika prasasti Sojomerto  menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno, mengapa prasasti Canggal 732 M yang menandai Sanjaya menjadi raja di Medang Mataram kuno masih mempergunakan aksara pallawa dan bahasa Sanskerta dalam menuliskan prasastinya? 

Demikian pula dengan prasasti kalasan 778 M, dimana Rake Panangkaran Sang Permata dari wangsa Sailendra memakai aksara Pranagari dan bahasa Sanskerta dalam menuliskan prasastinya. Kenapa kedua prasasti tersebut tidak memakai aksara Jawa dan bahasa Jawa Kuno seperti yang ada di prasasti Sojomerto?

Lalu sejak kapan aksara dan bahasa Jawa Kuno mulai dipergunakan secara bersamaan dalam sebuah prasasti?

Foto: Goenawan A. Sambodo
Foto: Goenawan A. Sambodo
Berdasarkan temuan arkeologis, prasasti yang ditulis dengan mempergunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno secara bersamaan  yang  tertua adalah prasasti Harinjing A yang bertarik 787 M, dan prasasti Sri Ranapati yang juga berangka tahun 787 M. Kedua prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Rake Panaraban (sesuai prasasti Wanua Tengah III) yang berkuasa di Medang Mataram Kuno 784 M-808 M.

Dengan demikian ada kemungkinan bahwa prasasti Sojomerti yang menggunakana aksara dan bahasa Jawa Kuno ini berasal dari akhir abad ke VIII masehi, sejaman dengan prasasti Harinjing A dan prasasti Sri Ranapati. Hal ini bisa juga membawa pada kemungkinan baru bahwa Selendra bukan Sailendra yang menjadi cikal bakal dari wangsa Sailendra yang berkuasa di Medang Mataram Kuno.

Sumber bacaan:

  1. Riboet Darmo Soetopo, PRASASTI SOJOMERTO, Dalam Konteks Sejarah Medang, Makalah tanpa tahun.
  2. Anton O. Zakharov, THE SAILENDRA RECONSIDERED Nalanda-Sriwijaya centre working paper series, no. 12, Aug 2012.
  3. Hadiwaratama, PRASASTI  SAYMRTA  ATAU  SOJOMRTO, Makalah tak dipublikasikan, Bandung 17 Januari 2015.
  4. kebudayaan.kemdikbud.go.id
  5. Wikipedia, Wangsa Sailendra

podjok pawon, Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun