"Kalian tunggu saja di rumah, biar aku yang pergi ke tempat Kyai Abu di Pakis Magelang untuk memindahkan Buto Ijo itu ke tempat lain, "ucap Mbah Sarijo saat mereka semua sudah berada di ruang tengah.
"Mas Pringgo, sampeyan jangan ugal-ugalan ya, jaga mereka semua," pesan Mbah Sarijo kepada Pringgo yang kali ini membuata Pringgo mau tak mau harus membuang semua kebiasaan usilnya.
Sehabis waktu Isya, datanglah Mbah Sarijo bersama seorang lelaki yang sepantaran dengan usia dirinya yang kemudian diperkenalkannya sebagai Kyai Abu dari Pakis.
Setelah berbasa-basi ala kadarnya, mulailah ritual untuk memindahkan Buto Ijo yang bersarang di kamar Pak Burhan dilaksanakan. Negosiasi antara Kyai Abu dan Buto Ijo itu tak berlangsung lama. Intinya Buto Ijo itu bersedia untuk dipindahkan tanpa syarat apapun.
"Nak Kuntoro, makhluk itu sudah bersedia pindah rumah ke pohon gayam yang ada di dekat dam sungai, biarkan dia tinggal disana karena dia sudah berjanji tidak akan mengganggu manusia lagi, jadi kita juga sebaiknya jangan mengganggunya pula," ujar Kyai Abu yang kemudian berpamitan untuk pulang ke Pakis Magelang.
Semenjak malam itu di rumah Pak Burhan sudah tak pernah ada lagi kejadian mistis yang menakutkan. Tidak ada lagi kisah-kisah horor yang membuat ketakutan penghuni rumah atau orang lain yang sedang menginap di rumah itu.
tamat
*Cerpen ini juga ditayangkan di risalahmisteri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H